Berita

Seorang hakim wanita Afghanistan Nabila mengaku bahwa dirinya takut akan pembalasan dari para tahanan yang pernah dia jebloskan ke penjara/CNN

Dunia

Taliban Berkuasa, Hakim Wanita Afghanistan Bersembunyi

SENIN, 20 SEPTEMBER 2021 | 23:27 WIB | LAPORAN: ABDUL MANSOOR HASSAN ZADA

Kembalinya Taliban ke puncak kekuasaan di Afghanistan pertengahan Agustus lalu bak petir di siang bolong bagi ratusan hakim wanita di negara itu. Pasalnya, masa depan karir serta keamanan mereka kini menjadi tanda tanya besar.

Sejak Taliban mengendalikan negara itu, sekitar 250 hakim wanita telah diperintahkan untuk tidak kembali bekerja dan tidak lagi menjalankan peran mereka sebagai hakim.

Lebih buruk dari itu, tidak sedikit dari mereka yang kemudian bersembunyi dengan alasan keamanan. Para hakim wanita tersebut takut akan pembalasan yang mungkin dilakukan oleh para militan Taliban yang dendam karena pernah dijebloskan ke penjara oleh putusan para hakim wanita itu di masa lalu.

Salah satu hakim wanita yang bersembunyi bernama Nabila. Dia menceritakan situasinya kini kepada CNN tanpa mengungkapkan lebih jauh identitasnya, dengan alasan keamanan.

Nabila mengaku bahwa dirinya takut akan pembalasan, bukan hanya dari Taliban, tetapi juga pria yang pernah dia penjarakan. Pasalnya, tidak lama setelah Taliban merebut kekuasaan di Kabul, mereka membuka gerbang penjara dan membebaskan ribuan penjahat yang dihukum. Tidak sedikit di antara mereka ada yang pernah masuk penjara karena putusan hakim wanita.

"Sekarang kami tidak merasa aman. Penjahat yang sama mengejar hidup saya sendiri, hidup keluarga saya," kata Nabila.

Sementara itu, menurut Hakim Vanessa Ruiz dari Asosiasi Hakim Wanita Internasional (IAWJ) yang berbasis di Amerika Serikat, sejak pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban 15 Agustus lalu, sejumlah hakim wanita bergegas melarikan diri dari Afghanistan.

Sebagian lagi di antara mereka yang tidak bisa melarikan diri bergegas mencari tempat persembunyian demi keselamatan nyawa mereka dan keluarga mereka.

Di sisi lain, Taliban tampaknya enggan menggunakan hakim-hakim lama dari pemerintahan terdahulu. Dua orang hakim yang tidak disebutkan namanya, mengatakan kepada CNN bahwa sejak Taliban berkuasa, semua hakim yang bekerja di bawah pemerintahan terdahulu, baik pria maupun wanita, telah digantikan oleh orang-orang yang ditunjuk Taliban.

Namun Ruiz menyoroti bahwa ada masalah gender yang kuat dalam hal ini. Dia khawatir bahwa hakim wanita akan menjadi target khusus yang lebih difokuskan oleh Taliban, daripada hakim laki-laki.

Pasalnya, di rezim sebelumnya, banyak hakim wanita yang memimpin kasus-kasus kekerasan terburuk terhadap wanita, termasuk pemerkosaan, pembunuhan dan kekerasan dalam rumah tangga.

"Mereka akan marah pada hakim mana pun yang menghukum mereka, tetapi bahwa seorang wanita memiliki otoritas resmi, dan duduk dalam penilaian seorang pria, adalah kemarahan dari tatanan yang sama sekali berbeda," kata Ruiz.

IAWJ dan organisasi lainnya pun tidak tinggal diam. Merekaberlomba untuk menemukan jalan keluar yang aman bagi para hakim wanita. Namun mereka mengatakan bahwa mereka membutuhkan lebih banyak bantuan dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya, sebelum terlambat.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Waspadai Partai Cokelat, PDIP: Biarkan Rakyat Bebas Memilih!

Rabu, 27 November 2024 | 11:18

UPDATE

Sukses Amankan Pilkada, DPR Kasih Nilai Sembilan Buat Kapolri

Jumat, 29 November 2024 | 17:50

Telkom Innovillage 2024 Berhasil Libatkan Ribuan Mahasiswa

Jumat, 29 November 2024 | 17:36

DPR Bakal Panggil Kapolres Semarang Imbas Kasus Penembakan

Jumat, 29 November 2024 | 17:18

Pemerintah Janji Setop Impor Garam Konsumsi Tahun Depan

Jumat, 29 November 2024 | 17:06

Korsel Marah, Pesawat Tiongkok dan Rusia Melipir ke Zona Terlarang

Jumat, 29 November 2024 | 17:01

Polri Gelar Upacara Kenaikan Pangkat, Dedi Prasetyo Naik Bintang Tiga

Jumat, 29 November 2024 | 16:59

Dubes Najib Cicipi Menu Restoran Baru Garuda Indonesia Food di Madrid

Jumat, 29 November 2024 | 16:44

KPU Laksanakan Pencoblosan Susulan di 231 TPS

Jumat, 29 November 2024 | 16:28

Kemenkop Bertekad Perbaiki Ekosistem Koperasi Kredit

Jumat, 29 November 2024 | 16:16

KPK Usut Bau Amis Lelang Pengolahan Karet Kementan

Jumat, 29 November 2024 | 16:05

Selengkapnya