Berita

Pemimpin National Resistance Force (NRF), Ahmad Massoud/Net

Dunia

Tolak Kabinet Baru Taliban, Front Perlawanan Panjshir akan Umumkan Pemerintahan Transisi

KAMIS, 09 SEPTEMBER 2021 | 10:34 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Susunan pemerintahan Afghanistan yang baru diumumkan oleh Taliban adalah ilegal dan sinyal permusuhan dari kelompok itu.

Penolakan terhadap pemerintahan baru di bawah rezim Taliban telah disampaikan oleh pemimpin kelompok perlawanan Panjshir, National Resistance Force (NRF), Ahmad Massoud dan Amrullah Saleh.

Dalam sebuah pernyataan yang dimuat India Narrative pada Rabu (8/9), NRF mengatakan pihaknya akan mengumumkan pemerintahan baru yang inklusif.

"Kami akan mengumumkan kabinet segera. NRF yang dipimpin oleh Ahmad Massoud menolak kabinet sementara Taliban. Setelah berkonsultasi dengan tokoh politik dan kader khusus, dia akan mengumumkan pembentukan pemerintahan transisi,” kata NRF.

Sebuah pesan suara dari Massoud berbunyi, rakyat Afghanistan akan terus melawan keegoisan, ekstremisme, anti-terorisme, dan pemerintah anti-perempuan.

"Komposisi pemerintahan Taliban menunjukkan bahwa kelompok-kelompok ini telah mengambil pendekatan yang lebih radikal dan monopolistik terhadap masalah kekuasaan dan politik di Afghanistan," jelas NRF.

Sejauh ini, status Panjshir masih belum jelas. Taliban telah mengklaim sudah menguasai wilayah tersebut, namun NRF menolaknya dan mengatakan masih terus melakukan perlawanan.

Menurut Dutabesar Afghanistan untuk Tajikistan, Zahir Aghbar, pihaknya terus melakukan kontak rutin dengan Saleh. Baik Saleh maupun Massoud sendiri masih bertahan di Panjshir.

"Ahmad Massoud dan Amrullah Saleh belum melarikan diri ke Tajikistan. Kabar bahwa Ahmad Massoud telah meninggalkan Panjshir tidak benar, dia ada di dalam Afghanistan," kata Aghbar, seperti dimuat Reuters.

"Saya terus berhubungan dengan Amrullah Saleh, yang saat ini berada di Panjshir dan menjalankan pemerintahan Republik Islam Afghanistan," tambahnya.

Taliban merebut kekuasaan pada pertengahan Agustus. Setelah kurang lebih tiga pekan, Taliban mengumumkan pemerintahan baru yang terdiri dari 33 formasi di kabinet. Formasi tersebut banyak dikritik karena tidak menghadirkan perempuan, profesional, maupun partai politik. Padahal, Taliban telah berkomitmen untuk membentuk pemerintahan yang inklusif.

Populer

Ini Kronologi Perkelahian Anggota Brimob Vs TNI AL di Sorong

Minggu, 14 April 2024 | 21:59

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Rusia Pakai Rudal Siluman Rahasia untuk Bombardir Infrastruktur Energi Ukraina

Jumat, 12 April 2024 | 16:58

Pemberontak Menang, Pasukan Junta Ngacir Keluar Perbatasan Myawaddy

Kamis, 11 April 2024 | 19:15

Megawati Peringatkan Bakal Terjadi Guncangan Politik Setelah Jokowi Jadi Malin Kundang

Kamis, 11 April 2024 | 18:23

Warisan Hakim MK sebagai Kado Idulfitri

Senin, 08 April 2024 | 13:42

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

UPDATE

Istri Lettu Agam Disebut Sejak Awal Umbar Masalah Keluarga ke Medsos

Kamis, 18 April 2024 | 17:55

Hensat: MK yang Memulai, MK Pula yang Harus Menyelesaikan

Kamis, 18 April 2024 | 17:53

Ini Persyaratan Bakal Calon Kepala Daerah Non Parpol

Kamis, 18 April 2024 | 17:49

Endus Banyak Kejanggalan, Aktivis 98 dan Rohaniwan juga Ajukan Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 17:42

Hasto Semprot Noel: Bertemu Anak Ranting PDIP Suatu Kehormatan

Kamis, 18 April 2024 | 17:39

Gerindra Siapkan Kader Muda untuk Maju Pilgub Jakarta

Kamis, 18 April 2024 | 17:25

Hasto Sentil Otto Hasibuan Soal Amicus Curiae Megawati di MK

Kamis, 18 April 2024 | 17:11

Penjualan Mobil Listrik Anjlok, Tesla PHK 280an Karyawan di AS

Kamis, 18 April 2024 | 17:03

F-PDR Siap Ikuti Megawati Ajukan Amicus Curiae ke MK

Kamis, 18 April 2024 | 16:54

Prodia Cetak Pendapatan Rp 2,2 Triliun Sepanjang 2023

Kamis, 18 April 2024 | 16:53

Selengkapnya