Menurutnya, tanpa Taiwan, AS bisa kehilangan kawan Indo-Pasifik. Untuk itu dia berupaya mengadvokasi partisipasi Taiwan dalam Dialog Keamanan Segiempat (Quad) yang terdiri dari AS, Jepang, India dan Australia.
Namun, Departemen Luar Negeri AS tiba-tiba membatalkan rencana tersebut, serta semua kunjungan resmi lainnya, dengan alasan perlunya fokus pada transisi ke pemerintahan Presiden AS Joe Biden yang akan datang.
Dalam pidato utamanya pada Selasa itu, Craft mengomentari situasi Afghanistan dan pengaruhnya bagi Taiwan, bahwa apa yang terjadi di Afghanistan memiliki implikasi bagi orang-orang di mana pun dan mereka harus khawatir.
Dia juga mengutuk laporan media China Global Times karena mencoba meragukan komitmen AS terhadap Taiwan.
“Memalukan, mereka menggunakan kehidupan pria dan wanita pemberani sebagai propaganda. Saya di sini untuk meyakinkan Anda bahwa mereka salah,†kata Craft, setelah mengutip sebuah paragraf dari editorial GT berudul Pengabaian Afghanistan Menjadi Pelajaran bagi DPP Taiwan yang diterbitkan pada 16 Agustus lalu.
Ia mengatakan bahwa ia sangat bangga dapat mendukung komitmen AS untuk Taipei selama pemerintahan Trump. Ia semakin bangga saat pemerintahan Biden melanjutkan kebijakan itu.
“Jika Taiwan kalah, kami juga kalah,†ujarnya.
Taiwan harus dimasukkan dalam Quad sebagai anggota 'plus satu', kata Craft, seraya menambahkan bahwa Taiwan juga harus berpartisipasi dalam latihan angkatan laut Jepang. Dia menyarankan agar Taiwan memperkuat hubungannya dengan anggota Quad, baik bilateral atau trilateral, serta perannya dalam Jaringan Bersih 5G yang dipimpin oleh AS.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Project 2049 Institute Randall Schriver - mantan asisten menteri pertahanan AS untuk urusan keamanan Indo-Pasifik di bawah Trump - juga menekankan komitmen Washington terhadap Taiwan.
“Persaingan kami dengan China adalah tentang kebebasan dan ketertiban di (wilayah) Indo-Pasifik,†kata Schriver.
Menurutnya, Pentagon menjadi lebih serius dalam memperkuat kemampuan pencegahannya di kawasan Indo-Pasifik. Jika Taiwan hilang, akan sangat sulit untuk mempertahankan rantai pulau pertama, Selat Miyako dan kebebasan navigasi di Laut Cina Selatan lanjutnya.
Populer
Rabu, 24 April 2024 | 02:12
Sabtu, 27 April 2024 | 17:17
Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53
Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43
Rabu, 24 April 2024 | 19:46
Sabtu, 27 April 2024 | 14:54
Senin, 29 April 2024 | 01:56
UPDATE
Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52
Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26
Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54
Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43
Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35
Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16
Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36
Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20
Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50
Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29