Berita

Foto tim penyelamatan bersama Joe Biden, saat terjebak badai salju di Afghanistan/Net

Dunia

Pernah Selamatkan Biden dan John Kerry, Pria Afghanistan Minta Diselamatkan Gedung Putih

RABU, 01 SEPTEMBER 2021 | 11:05 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Evakuasi AS dari Afghanistan sudah berakhir. Namun, masih banyak orang-orang yang berusaha ingin keluar dari Kabul tak terbawa oleh tim evakuasi.

Salah satunya adalah Mohammed, penerjemah yang membatu pasukan AS di Afghanistan. Di masa lalu, dia membantu proses evakuasi Joe Biden saat masih menjabat sebagai Senator dari pegunungan Afghanistan pada 2008. Kini, dia memohon agar Gedung Putih ‘membalas jasa’ dengan menyelamatkannya.

“Halo Tuan Presiden: Selamatkan saya dan keluarga saya. Jangan lupakan aku di sini,” kata Mohammed dalam sebuah laporan Wall Street Journal dalam sebuah laporan eksklusif pada Selasa (31/8).


Saat ini Mohammed berusia 36 tahun. Ia adalah penerjemah untuk pasukan Lintas Udara ke-82 yang dikerahkan dari Lapangan Udara Bagram untuk menyelamatkan Biden dan rekan-rekannya termasuk John Kerry dan Chuck Hagel pada Februari 2008. Ketika itu, helikopter mereka melakukan pendaratan darurat di Afghanistan selama badai salju yang buruk.

WSJ melaporkan, Mohammed telah mengajukan permohonan Visa Imigran Khusus (SIV), program untuk mengevakuasi penerjemah yang membantu AS selama konflik 20 tahun, tetapi terjebak ketika kontraktor tempat dia bekerja kehilangan catatan yang relevan.

Letnan Kolonel Andrew Till mendukung permintaan Mohammed. Ia mengatakan, Amerika harus membalas jasa-jasa Mohammed, yang telah dengan tulus menolong anggota militernya.
 
Shawn O'Brien, seorang veteran Angkatan Darat yang pernah bekerja dengan Mohammed pada 2008 juga mengatakan hal yang sama.

“Jika Anda hanya dapat membantu satu orang Afghanistan, pilih (dia),” tulis O'Brien.  

Namun, tak satu pun dari dua pernyataan itu yang dapat membantu ketika Mohammed berjalan ke Bandara Internasional Hamid Karzai pada pertengahan Agustus. Pasukan AS di yang menjaga bandara mengatakan bahwa hanya ia bisa masuk tetapi istri dan anak-anaknya tidak.

“Saya tidak bisa meninggalkan rumah saya,” katanya kepada WSJ, setelah pesawat militer AS terakhir meninggalkan Kabul. “Aku sangat takut.”

Ditanya tentang nasib Mohammed di kemudian hari, sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan pesan pemerintah kepadanya adalah, "terima kasih atas peran yang Anda mainkan dalam membantu sejumlah orang-orang kami."

Psaki kemudian berjanji akan membantu Mohammed dalam fase diplomatik selanjutnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

UPDATE

PIP Berubah Jadi Kartu Undangan Kampanye Anggota DPR

Senin, 15 Desember 2025 | 06:01

Perpol versus Putusan MK Ibarat Cicak versus Buaya

Senin, 15 Desember 2025 | 05:35

Awas Revisi UU Migas Disusupi Pasal Titipan

Senin, 15 Desember 2025 | 05:25

Nelangsa Dipangku Negara

Senin, 15 Desember 2025 | 05:06

Karnaval Sarendo-Rendo Jadi Ajang Pelestarian Budaya Betawi

Senin, 15 Desember 2025 | 04:31

Dusun Bambu Jual Jati Diri Sunda

Senin, 15 Desember 2025 | 04:28

Korupsi di Bandung Bukan Insiden Tapi Tradisi yang Dirawat

Senin, 15 Desember 2025 | 04:10

Rektor UI Dorong Kampus Ambil Peran Strategis Menuju Indonesia Kuat

Senin, 15 Desember 2025 | 04:06

Hutan Baru Dianggap Penting setelah Korban Tembus 1.003 Jiwa

Senin, 15 Desember 2025 | 03:31

Jangan Keliru Tafsirkan Perpol 10/2025

Senin, 15 Desember 2025 | 03:15

Selengkapnya