Berita

Sri Lanka mengumumkan keadaan darurat atas kekurangan pangan karena bank-bank swasta kehabisan devisa untuk membiayai impor/Net

Dunia

Sri Lanka Darurat Pangan Akibat Cadangan Devisa Menyusut

SELASA, 31 AGUSTUS 2021 | 14:38 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Ibarat pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga. Kondisi itu pula lah yang agaknya menggambarkan situasi di Sri Lanka saat ini.

Di tengah pandemi Covid-19 yang masih mengancam, negara itu mengumumkan keadaan darurat atas kekurangan pangan karena bank-bank swasta kehabisan devisa untuk membiayai impor.

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa pada hari Selasa (31/8) mengatakan dia telah memerintahkan peraturan darurat untuk melawan penimbunan gula, beras dan makanan penting lainnya.

Pengumuman darurat pangan itu lantas memberikan kewenangan yang luas kepada pejabat terkait. di Sri Lanka untuk menyita stok pangan yang dimiliki pedagang, menangkap orang yang menimbun bahan pangan pokok. Selain itu, pemerintah juga memiliki kewenangan untuk menetapkan harga yang terkendali.

Rajapaksa juga telah menunjuk seorang perwira tinggi Angkatan Darat sebagai Komisaris Jenderal Layanan Esensial untuk mengoordinasikan pasokan beras, beras, gula, dan barang-barang konsumsi lainnya.

Langkah ini diambil menyusul kenaikan tajam harga gula, beras, bawang merah dan kentang. Selain itu, antrian panjang terjadi di luar toko-toko karena kurangnya pasokan susu bubuk, minyak tanah dan gas.

Menteri Perdagangan Sri Lanka Bandula Gunawardena mengatakan beberapa pedagang menimbun stok sehingga mengakibatkan kelangkaan bahan pangan dan meresahkan masyarakat.

Oleh karena itu dia memastikan bahwa pihaknya akan menindak tegas para penimbun itu. Pemerintah telah meningkatkan hukuman untuk penimbunan makanan, namun hal itu tidak juga memberikan dampak yang signifikan.

Kondisi ini terjadi di tengah menyusutnya ekonomi Sri Lanka dengan rekor 3,6 persen pada tahun 2020. Selain itu, sejak Maret lalu pemerintah Sri Lanka melarang impor kendaraan dan barang-barang lainnya, termasuk minyak nabati dan kunyit, bumbu penting dalam masakan lokal, dalam upaya untuk menghemat devisa.

Dikabarkan Al Jazeera, cadangan devisa Sri Lanka turun menjadi 2,8 miliar dolar AS pada akhir Juli, dari semula 7,5 miliar dolar AS pada November 2019.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya