Berita

Arief Poyuono/Net

Politik

Utang Digunakan untuk Bangun Infrastruktur, Berdampak Baik bagi PDB atau Justru Memberatkan APBN?

MINGGU, 29 AGUSTUS 2021 | 02:57 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Meski utang luar negeri sudah menggunung, pemerintah masih belum mau berhenti mendapatkan tambahan utang. Meskipun dampaknya bisa saja akan memberatkan APBN di kemudian hari.

Dalam pandangan Arief Poyuono, pemerintah terus melakukan utang dengan sejumlah strategi. Arief pun mengibaratkan 2 keluarga yang menggunakan utang dengan cara berbeda.

"Ada dua keluarga masing-masing diberi pinjaman Rp 150 juta. Keluarga A untuk beli mobil karena ingin terlihat wah, dan kemudian disewakan mobilnya Rp 500 ribu per hari. Keluarga B membeli gerobak nasi goreng @Rp 5 juta dapat 30 gerobak, disewakan Rp 20 ribu/gerobak/hari kepada 30 tukang nasi goreng," paparnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu malam (28/8).


"Nah saat ini (seperti itu) strategi penggunaan utang negara yang dilakukan oleh Pemerintah jokowi. Kira-kira yang mana yang paling cocok jika berdasarkan contoh dua keluarga tersebut?" imbuhnya.

Ditambahkan mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini, pengunaan utang untuk bangun infrastruktur, bantuan sosial, dan lain lain semua diusulkan oleh bawahan Jokowi.

Seperti membangun banyak bandara yang belum beroperasi, pelabuhan yang masih sepi, jalan tol, kereta cepat, hingga  LRT Rawamangun-Kelapa Gading.

"Apakah signifikan untuk keperluan masyarakat saat ini? Dan apakah setelah selesai dibangun bisa menyumbangkan untuk meningkatkan PDB? Pikirkan ini," tegasnya.

Memang, diakui Arief, utang yang digunakan untuk membangun infrastruktur bisa berdampak terhadap tumbuhnya ekonomi dari sisi komsumsi.

"Pertanyaannya, setelah selesai apakah memberikan dampak terhadap PDB atau justru memberatkan APBN?" tanya Arief lagi.

"Sejauh mana Jokowi tahu pengunaan utang misal pembangunan infrastruktur yang diusulkan anak buahnya akan bisa memberikan dampak terhadap peningkatan products domestic bruto (PDB) dan menciptakan lapangan kerja baru ketika infrastruktur tersebut sudah selesai dibangun," demikian Arief Poyuono.

Menurut catatan Kementerian Keuangan, posisi utang pemerintah sampai akhir Juni 2021 sudah mencapai Rp 6.554,56 triliun. Angka tersebut disebut mencapai 41,35 persen dari rasio utang pemerintah terhadap PDB.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya