Berita

Rekaman mengerikan dari kamera bandara Kabul, puluhan warga Afghanistan tewas bersimbah darah karena ledakan bom bunuh diri yang dilakukan ISIS/Net

Dunia

Menlu Belanda: Mengerikan Harus Meninggalkan Afghanistan Setelah 20 Tahun Dengan Cara Ini

JUMAT, 27 AGUSTUS 2021 | 16:55 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Jumlah korban dua ledakan mematikan di bandara Kabul terus bertambah, hingga saat ini tercatat sudah ada 100 orang yang meninggal dunia dan ratusan lainnya mengalami luka-luka dalam insiden pada Kamis (26/8).

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte ikut menyebut serangan di bandara di Kabul sebagai sebuah tragedi yang mengerikan, seraya mengirim ucapan duka cita di akun Twitternya.

“Laporan mengerikan tentang serangan di bandara di Kabul. Banyak yang tewas dan terluka di tempat di mana orang mencari keselamatan. Tragedi yang mengerikan. Pikiran saya tertuju pada para korban dan keluarga mereka,”cuit Rutte, seperti dikutip dari NL Times, Jumat (27/8).


Setidaknya 60 warga Afghanistan, 13 tentara Amerika, dan 28 pejuang Taliban tewas dalam serangan itu, dan ratusan orang juga dilaporkan terluka, termasuk 18 tentara Amerika. Menurut pejabat Amerika, organisasi teroris ISKP aliansi ISIS lah yang melakukan serangan itu.

Selain PM Rutte, Menteri Luar Negeri Belanda Sigrid Kaag juga menanggapi marah aksi pemboman tersebut.

“Marah dengan aksi teror pengecut di Kabul. Simpati terdalam kami ditujukan kepada mereka yang kehilangan orang yang dicintai, termasuk keluarga personel militer AS,” katanya.

Bagi Kaag, mereka yang tewas adalah orang-orang berani. Hanya memikirkan keselamatan orang lain dan berupaya mengamankan bandara untuk memungkinkan evakuasi yang aman dari begitu banyak orang yang mencari perlindungan.

"Orang-orang terhormat ini membayar harga tertinggi,” ujar Kaag.

Belanda melakukan penerbangan evakuasi terakhirnya dari Kabul beberapa saat sebelum serangan pada hari Kamis. Militer Belanda mengevakuasi lebih dari 2.500 orang dari Afghanistan dalam seminggu terakhir, termasuk lebih dari 1.600 orang dengan Belanda sebagai tujuan mereka.

“Mengerikan harus meninggalkan Afghanistan setelah 20 tahun dengan cara ini,” kata Kaag setelah penerbangan terakhir berangkat.

“Dengan berat hati tim kedutaan dan militer pergi dengan penerbangan Belanda terakhir,” demikian Kaag.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya