Berita

Juru Bicara Taliban Zabihulla Mujahid /Net

Dunia

Taliban: Tidak Perlu Ada Pasukan Turki, Kami Mampu Amankan Bandara Kabul Sendiri

RABU, 25 AGUSTUS 2021 | 08:53 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Taliban menginginkan hubungan yang baik terhadap semua negara, termasuk juga dengan Turki. Namun begitu, kelompok yang saat ini menguasai Afghanistan itu menekankan mereka tidak berharap pasukan Turki ikut serta dalam penanganan bandara Kabul.

Juru Bicara Taliban Zabihulla Mujahid mengatakan dalam konferensi pers pada Selasa (24/8) bahwa Taliban tidak ingin tentara Turki berada di Afghanistan. Ia sangat yakin bahwa kelompoknya akan mampu mengambil alih keamanan bandara internasional Kabul setelah 31 Agustus, sehingga tidak perlu ada rencana penempatan pasukan Turki di sana.

"Tidak perlu pasukan Turki di Afghanistan, kami lebih dari mampu mengamankan Bandara Kabul sendiri," kata Mujahid, merujuk pada pernyataan pemerintah Turki yang mengatakan tentaranya akan ikut mengamankan bandara Kabul.

Turki, yang memiliki 600 tentara di Afghanistan, telah menawarkan untuk menahan pasukannya di Kabul untuk ikut menjaga dan mengoperasikan bandara setelah penarikan pasukan AS.

Mujahid juga kembali mengingatkan  bahwa Taliban tidak akan menerima perpanjangan waktu untuk proses evakuasi yang ditetapkan untuk penarikan pasukan asing, hingga 31 Agustus.

“Kami tidak akan memperpanjang batas waktu (31 Agustus). Mereka (AS) dapat mengambil semua orang yang menjadi milik mereka.  Namun, kami tidak akan membiarkan orang Afghanistan pergi,” katanya.

Pasukannya telah memblokir jalan menuju bandara Kabul dan tidak akan mengizinkan siapa pun masu, kecuali warga asing. Warga sipil Afghanistan ditekankan untuk tetap berada di negara itu.

Mengenai para pekerja Afghanistan yang selama ini bekerja untuk kedutaan asing dan pasukan militer, Mujahid menekankan agar tidak ikut pergi. Mereka berjanji akan memberikan perlindungan.

Saat ini, situasi di Kabul kembali normal. Suasana terlihat tenang. Hanya situasi bandara yang masih belum kondusif karena banyak warga yang mendesak untuk tetap pergi meninggalkan negara itu.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Tim 7 Jokowi Sedekah 1.000 Susu dan Makan Gratis

Selasa, 30 April 2024 | 20:00

Jajaki Alutsista Canggih, KSAL Kunjungi Industri Pertahanan China

Selasa, 30 April 2024 | 19:53

Fahri Minta Pembawa Nama Umat yang Tolak 02 Segera Introspeksi

Selasa, 30 April 2024 | 19:45

Kemhan RI akan Serap Teknologi dari India

Selasa, 30 April 2024 | 19:31

Mantan Gubernur BI Apresiasi Program Makan Siang Gratis

Selasa, 30 April 2024 | 19:22

Anies Bantah Bakal Bikin Parpol

Selasa, 30 April 2024 | 19:07

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Penguatan Ekonomi Perdagangan

Selasa, 30 April 2024 | 18:44

Dandim Pinrang Raih Juara 2 Lomba Karya Jurnalistik yang Digelar Mabesad

Selasa, 30 April 2024 | 18:43

Raja Charles III Lanjutkan Tugas Kerajaan Sambil Berjuang Melawan Kanker

Selasa, 30 April 2024 | 18:33

Kemhan India dan Indonesia Gelar Pameran Industri Pertahanan

Selasa, 30 April 2024 | 18:31

Selengkapnya