Berita

Direktur eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal/Repro

Bisnis

CORE Indonesia: Harusnya RAPBN 2022 Bukan Bersifat Antisipasif tapi Preventif

JUMAT, 20 AGUSTUS 2021 | 22:55 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Laporan nota keuangan negara dalam RAPBN 2022 yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo pada sidang paripurna tahunan MPR, DPR, dan DPD RI bersifat antisipasif, lantaran belum dapat dipastikan lonjakan yang akan terjadi di tahun depan.

Hal itu merupakan penilaian Direktur eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal, yang melihat seharusnya pemerintah tidak membuat skenario keuangan negara bersifat antisipasif, tapi lebih pada preventif.

Karena menurutnya, untuk menggenjot perekonomian di masa pandemi sekarang ini pemerintah tidak cukup hanya membuat skenario antisipasif, karena hal tersebut lebih condong ke arah gerakan yang pasif.

"Jadi ketika suatu peristiwa terjadi itu kemudian direspon sepert ini, yang dibutuhkan selain antisipasif adalah juga preventif, jadi sebelum itu terjadi ada upaya untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan supaya tidak terjadi," kata Faisal dalam seminar kebijakan publik bertemakan 'Kupas Tuntas Postur RAPBN 2022, Kredibel Kah?', Jumat (20/8).

Faisal mengaitkan, kebijakan RAPBN harus bersifat preventif lantaran pandemi ini belum dapat diprediksi lonjakannya di 2022 mendatang. Terlebih di tahun 2021 ini stok vaksin menipis, dan realisasinya baru 25,8 persen untuk dosis pertama, sementara dosis kedua sebanyak 13,2persen untuk wilayah DKI Jakarta dan Bali saja.

"Namun, tidak di wilayah lain yang tingkat lonjakan Covid-19 meningkat pesat seperti di Sumbar, Sulteng, dan juga Lampung yang berdekatan dengan DKI Jakarta," imbuhnya,

Dalam kondisi seperti itu, Faisal bertanya-tanya tentang bagaimana pemerintah mengantisipasi kondisi pandemi Covid-19, ketika nanti ada lonjakan kasus lagi di tahun 2022.

"Saya rasa tidak ada yang bisa menjamin ya, bahwa di 2022 tidak terjadi lagi lonjakan kalau harapan kita, saya yakin tidak ada yang ingin terjadi lonjakan di 2022, karena ini akan mengenai seluruh masyarakat kita dan juga perekonomian kita," ucapnya.

Dia menambahkan, pemerintah seharusnya tidak lantas berasumsi bahwa di tahun 2022 nanti tidak akan terjadi lonjakan. Terlebih, vaksinasi saja belum secara masif dilakukan pemerintah saat ini.

Karena itu, Faisal menilai sepatutnya pemerintah tidak terlalu tebruru-buru dalam membuat kebijakan yang cendrung mendahulukan perekonomian ketimbang penanganan pandemi Covid-19.

Ia pun berharap pemerintah bisa belajar dari kejadian penyebab lonjakan kasus Covid-19 terjadi di tahun 2021, di mana karena masuknya varian delta dari India. Padahal pada bulan Maret hingga Mei tingkat keterpaparan virus sudah mulai ada penurunan, tapi justru pemerintah tidak bisa memprediksikan dan mencegah gelombang kedua di Tanah Air,

"Artinya itu kan tidak ada yang bisa memprediksi. Dan ketika itu terjadi kan dampaknya tekanan terhadap ekonomi dan juga APBN, karena pemerintah akan menambal lagi biaya untuk perlindungan sosial, kesehatan dan lain-lain," tandasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya