Berita

Ketua DPD LaNyalla Mahmud Mattalitti/Ist

Politik

LaNyalla: Pandemi Covid-19 Momentum Wujudkan Kemandirian Kesehatan

KAMIS, 12 AGUSTUS 2021 | 17:33 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, menilai pandemi virus corona baru (Covid-19) merupakan momentum yang tepat bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan kemandirian kesehatan. Termasuk juga mengurangi ketergantungan obat dan bahan obat dari luar negeri.

Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, pernah menyampaikan sulitnya menangani Covid-19 karena Indonesia masih impor obat dan bahan baku obat. Yakni sekitar 97 persen obat-obatan masih impor dan hanya 3 persen obat-obatan yang diproduksi dalam negeri.

Padahal dari 1.809 macam obat yang ada di e-katalog, hanya 56 item obat yang belum diproduksi di dalam negeri. Kemudian dari 10 bahan baku obat yang terbesar baru dua yang ada di Indonesia, lainnya masih impor.

"Hikmah terbesar dari pandemi Covid-19 bagi bangsa Indonesia adalah terungkapnya persoalan-persoalan fundamental di banyak sektor yang selama ini belum terpikirkan. Di sektor kesehatan, kita lihat sangat rapuh. Fasilitas kesehatan nyaris kolaps, kemudian kurang tersedianya oksigen dan obat-obatan,” ujar LaNyalla di sela masa reses di Jawa Timur, Kamis (12/8).

Terkait hal ketergantungan obat dari luar negeri, LaNyalla menyarankan Indonesia mulai memanfaatkan biodiversity atau keanekaragaman hayati yang ada sebagai obat siap pakai maupun bahan baku obat-obatan.

“Kita mempunyai biodiversity yang sangat banyak. Dari Sabang sampai Merauke, melimpah bahan yang bisa dikembangkan dalam bentuk obat-obat siap pakai maupun sebagai bahan baku,” katanya lagi.

LaNyalla mencontohkan, bahan baku untuk obat paracetamol yang sampai saat ini masih impor.

Menurutnya, Indonesia sebenarnya sudah memiliki bahan bakunya, yaitu zat fenol sisa produksi bahan bakar minyak yang dibuat oleh PT Bio Farma. Sayangnya pemerintah Indonesia belum menggarap potensi itu dengan baik.

“Selama ini kita terlalu asyik menggunakan obat-obat dan produk-produk sudah jadi. Kondisi pandemi membuat semuanya menjadi sadar bahwa banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan, yang sebenarnya bisa berperan besar dalam mendukung penanganan virus,” ujar dia.

Untuk itu, LaNyalla mendorong lembaga penelitian dan perguruan tinggi terus melakukan riset dan bekerja sama dengan perusahaan farmasi dalam produksi.

Artinya, hasil riset tidak hanya sebatas publikasi ilmiah namun juga ke proses hilirisasi.

“Memang budget penelitian dan pengembangan terkait obat masih rendah. Hanya sekitar 0,2 persen total GDP (Gross Domestic Product). Makanya kita minta anggaran penelitian kesehatan ini ditambah,” terang Senator asal Jawa Timur itu.

Ditambahkan LaNyalla, kolaborasi yang kompak antara kampus dan industri menjadi kekuatan untuk mencapai kesehatan yang mandiri. Minimal ketergantungan  terhadap produk-produk asing berkurang.

“Pandemi merupakan momen tepat untuk melakukan transformasi kesehatan, reformasi sektor farmasi dan resiliensi sistem kesehatan. Pentingnya ketersediaan obat-obatan esensial untuk rakyat kecil, kemudian masalah sistemik yang harus diperbaiki dalam sistem kesehatan seperti kapasitas RS, juga target cakupan BPJS yang perlu ditambah,” jelasnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya