Berita

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II 2021 mencapai 7,07 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya/Net

Bisnis

RI Keluar dari Resesi, RR: Lihai Spinning Persepsi

KAMIS, 05 AGUSTUS 2021 | 21:11 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Di tengah pandemi Covid-19 yang masih mengancam di tanah air, Badan Pusat Statistik (BPS) pada Kamis (5/8) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II (April-Juni) 2021 mencapai 7,07 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Pencapaian ini menjadi semacam angin segar bagi perekonomian Indonesia. Pasalnya, BPS menyatakan bahwa jika dibandingkan secara kuartalan maupun tahunan, pertumbuhan yang terjadi pada kuartal II ini lebih tinggi dari kuartal 2021 yang minus 0,74 persen dan kuartal II 2020 yang minus 5,32 persen.

"Pertumbuhan ekonomi tumbuh 3,31 persen secara q-to-q (quarter on quarter) dan 7,07 persen secara y-o-y (year over year)," ungkap Kepala BPS Margo Yuwono saat pengumuman data ekonomi Indonesia kuartal II 2021 secara virtual, Kamis (5/8), seperti dikutip CNN.


Dengan demikian, ekonomi Indonesia yang dalam beberapa kuartal terakhir minus, berhasil kembali ke zona positif sehingga keluar dari resesi.

Margo menjelaskan, realisasi pertumbuhan ekonomi ini dipengaruhi oleh pertumbuhan ekspor yang meningkat sebesar 10,36 persen dari kuartal I 2021 dan tumbuh 55,89 persen dari kuartal II 2020. Peningkatan ekspor terjadi karena terjadi pemulihan dlobal serta meningkatnya permintaan dari sejumlah negara yang menjadi mitra dagang.

Kenaikan Ekonomi Berumur Pendek?

Meski begitu, di sisi lain pertumbuhan ekonomi yang dialami Indonesia ini juga mengundang perhatian banyak pihak. Sejumlah analis menurunkan pandangan mereka terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia karena potensi kebangkitan lonjakan kasus Covid-19 dan pembatasan mobilitas yang diberlakukan sejak Juli lalu.

"Kenaikan PDB Indonesia akan berumur pendek," kata ekonom ANZ Krystal Tan kepada Reuters.

Dia merupakan salah satu ekonom yang memperkirakan pertumbuhan lebih lambat tahun ini. Perkiraan baru ANZ soal pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah 3,8 persen, turun dari perkiraan sebelumnya yakni 4 persen.

"Laju pemulihan akan dibatasi sampai risiko Covid-19 memudar," sambungnya.

Terkait dengan kebijakan pembatasan mobilitas, atau lebih dikenal dengan istilah PPKM, yang sedang diberlakukan di Indonesia juga diperkirakan memiliki dampak pada laju pertumbuhan ekonomi ke depan.

Beberapa analis menilai, ada risiko ganda jika pembatasan semacam itu diperpanjang lebih lama.

Di sisi lain, pemerintah Indonesia gencar untuk mendorong kampanye vaksinasi Covid-19 untuk mengendalikan penularan virus. Namun, tingkat vaksinasi yang lambat juga akan mungkin memberikan pengaruh pada laju ekonomi.

"Kemajuan vaksinasi yang relatif lambat berarti penguncian mungkin diperlukan dari waktu ke waktu untuk menahan wabah Covid, yang kemungkinan akan menghasilkan pemulihan pertumbuhan yang lebih tidak stabil dan tertunda," kata Oxford Economics dalam sebuah catatan penelitian.

Hal ini juga mengundang perhatian dari ekonom senior di Indonesia, Rizal Ramli.

"Itu yang ramai diberitakan itu pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 ke kuartal II 2021 itu 7,07 persen. Kalau dilihat pertumbuhan ekonomi secara kuartalan, kuartal I 2021 ke Kuartal II 2021, hanya tumbuh 3,3 persen," tulisnya, seraya melampirkan artikel Reuters berjudul "Indonesia exits recession with 7% GDP growt in Q2, but virus clouds recovery".

"Lihai spinning persepsi.. High growth rate was also due to low base effects," sambungnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya