Berita

Petani nanas di Kecamatan Belida Darat Kabupaten Muara Enim/RMOLSumsel

Nusantara

Terdampak PPKM, Petani Nanas di Muara Enim Rugi Hingga Puluhan Juta

SENIN, 02 AGUSTUS 2021 | 02:24 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Jeritan para petani nanas di Kecamatan Belida Darat, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, tak tertahankan lagi. Pasalnya, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat harga nanas terjun bebas.

Imbas lajutannya, buah nanas petani di daerah tersebut dipastikan bakal membusuk di lahan pertanian lantaran tidak ada pembeli. Karena buah nanas asal daerah ini biasanya dijual dalam partai besar ke luar daerah, seperti Jakarta dan kota-kota lainnya di pulau Jawa yang saat ini tengah menjalankan PPKM Level 3 dan 4.

Salah satu petani nanas setempat, Aang Persita mengatakan, dirinya saat kesulitan menjual hasil pertanian. Bahkan buah nanas yang biasanya dijual di kebun kisaran Rp 2.000 sampai Rp 4.000 per buah hingga kini belum ada satupun pembeli. Alhasil buah nanas yang sudah dipanen pun bakalan membusuk.

"Sedih sekali pak, sudah lima bulan lamanya kami menunggu panen tapi ketika panen tidak ada satupun pembeli yang mau menampung bahkan sampai harga termurah juga tidak ada pembeli. Kini kami harus merugi puluhan juta rupiah," jelasnya saat dihubungi Kantor Berita RMOLSumsel, Minggu (1/8).

Ia menerangkan, kecenderungan harga murah serta kebanyakan mereka tidak membeli nanas di petani lantaran Jakarta atau Pulau Jawa tengah menjalankan kebijakan PPKM sejak sebulan terakhir yang kini diperpanjang menjadi PPKM Darurat, sehingga permintaan pasar terkait buah nanas menurun jauh.

“Kami tidak berani mengambil risiko, selain sekarang sulit menjualnya di pasaran, buah nanas juga mudah busuk di dalam truk pengangkut jika tak segera diantar ke lokasi tujuan, khususnya dalam perjalanan jauh keluar Palembang. Sementara serapan jika dijual ke dalam kota sangat kecil di tengah hasil yang melimpah,” ungkapnya.

lebih lanjut dia bercerita jika sebelumnya dalam keadaan normal dirinya mampu menghasilkan Rp 30 juta dari penjualan ke pulau Jawa dan sekitarnya.

"Pembeli dari luar biasanya akan datang langsung ke kebun, tapi karena kebijakan PPKM tidak ada satupun pembeli yang mau memborong nanas kami, padahal harganya sudah kita kasih paling murah dari Rp 500 sampai Rp 1.000," pungkasnya.

Populer

Pilkada Jateng dan Sumut Memanas Buntut Perseteruan PDIP Vs Jokowi

Minggu, 03 November 2024 | 13:16

"Geng Judol" di Komdigi Jadi Gunjingan sejak Bapak itu Jabat Menteri

Rabu, 06 November 2024 | 07:53

Protes Aturan Hijab, Mahasiswi Iran Nekat Bugil di Depan Kampus

Minggu, 03 November 2024 | 16:18

Hizbullah Bombardir Pangkalan Militer Israel Pakai Rudal, Sirine Berdengung Kencang

Sabtu, 02 November 2024 | 18:04

Haikal Hasan Diminta Cek Joget Sadbor: Halal Nggak?

Minggu, 03 November 2024 | 10:41

Tak Terima Dikabarkan Meninggal, Joncik Laporkan Akun Facebook "Lintang Empat Lawang" ke Polisi

Kamis, 07 November 2024 | 06:07

Musa Rajekshah Dorong Pemetaan Potensi dan Keunggulan Desa

Kamis, 07 November 2024 | 21:43

UPDATE

305 Pejabat DKI Dilantik

Rabu, 13 November 2024 | 02:13

Kevin Diks Main di Laga Timnas Lawan Jepang

Rabu, 13 November 2024 | 02:02

Ribuan Anak Terpapar Judi Online, Transaksi Tembus Rp2 Miliar

Rabu, 13 November 2024 | 01:57

Kapolsek dan Kanit Reskrim Dicopot Buntut Kasus Guru Supriyani, Warganet: Nah Gitu Dong!

Rabu, 13 November 2024 | 01:33

Nusron Garap 1 Juta Hektare Sawah di Papua untuk Swasembada Pangan

Rabu, 13 November 2024 | 01:03

Berkinerja Buruk, Kadis Parekraf Layak Diganti

Rabu, 13 November 2024 | 00:20

Jangan Pilih Calon Mulyono

Rabu, 13 November 2024 | 00:07

Pernyataan Bersama RI dan RRC Tidak Membahayakan Kedaulatan Indonesia

Rabu, 13 November 2024 | 00:00

Kapolri Mutasi 55 Pati dan Pamen, Ada 3 Kapolda Baru

Selasa, 12 November 2024 | 23:52

Walkot Jakbar Dikasih Waktu 1 Bulan Selesaikan Kisruh Rumah Ibadah

Selasa, 12 November 2024 | 23:23

Selengkapnya