Berita

Dari kiri ke kanan: Dosen Universitas Santo Thomas Medan Henrykus Sihaloho, Peneliti Jenner Institute University Oxford Carina Citra Dewi Joe, Presiden Joko Widodo, dan Dubes RI untuk Inggris Desra Percaya/RMOL

Kesehatan

Henrykus Sihaloho: Pak Jokowi, Mengapa Beli Vaksin Lebih Mahal?

MINGGU, 01 AGUSTUS 2021 | 06:00 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Berita mengenai Carina Citra Dewi Joe dan Indra Rudiansyah, dua peneliti asal Indonesia yang ikut dalam pengembangan vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca semestinya difollow up pemerintah Indonesia dengan aksi nyata.

Carina dan Indra adalah peneliti dari Jenner Institute di University of Oxford, Inggris, yang ikut membantu Profesor Sarah Gilbert mengembangkan vaksin Covid-19.

Dosen Universitas Katolik Santo Thomas di Medan, Henrykus Sihaloho, menyarankan Presiden Joko Widodo untuk segera bertindak demi mendapatkan vaksin itu dalam jumlah yang cukup.

Selain karena ada keterlibatan WNI, vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca juga kerap disebutkan memiliki efikasi yang lebih tinggi dari vaksin Sinovac buatan China yang banyak digunakan di tanah air.

“Mengapa kita membeli vaksin yang jauh lebih mahal tetapi memiliki efikasi yang rendah?” tanya Henrykus dalam perbincangan dengan redaksi Minggu pagi (1/8).

Dia mengatakan, ini saat yang tepat bagi pemerintah Indonesia untuk menyediakan vaksin dengan kualitas tinggi kepada warga negara.

Henrykus memuji keterlibatan kedua Carina dan Indra dalam pembuatan vaksin AstraZeneca. Terlebih Carina yang juga memegang paten vaksin Covid-19 AstraZeneca di bidang manufacturing scale up atau  produksi dalam skala besar.

Henrykus menyarankan Presiden Jokowi memerintahkan Dutabesar RI untuk Inggris, Desra Percaya, untuk segera mengeksekusi hal ini.

“Ini bentuk kepercayaan dan cinta kita kepada karya anak bangsa,” kata Henrykus lagi.

Adapun Dubes Desra Percaya sudah sejak awal mengambil inisiatif untuk merangkul Carina dan Indra.

Dia menyempatkan diri berbicara dengan keduanya, dan menayangkan langsung pembicaraan itu di akun Instagram miliknya, dalam program Ngosyek atau Ngobrol Asyeek.

Keduanya membicarakan pengalaman mereka sampai akhirnya ikut terlibat dalam pengembangan vaksin Covid-19 di AstraZeneca.

Dalam kesempatan itu, Carina menceritakan, proses pembuatan vaksin Covid-19 bisa lebih cepat, sekitar 1,5 tahun, karena prosesnya dilakukan secara paralel.

“Sebelumnya step by step, rencanakan dulu baru apply funding, 2-3 tahun kemudian baru dapat, barulah clinical trial. Kalau (pandemi) ini emergency,” kata Carina.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya