Berita

Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies Gde Siriana Yusuf/Net

Politik

Gde Siriana: 12 Juta Dosis Vaksin Terbuang Harus Diaudit, Itu Setara Rp 2,5 T

KAMIS, 29 JULI 2021 | 07:47 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Kabar tentang 12 juta dosis vaksin Covid-19 yang terbuang sia-sia tidak boleh dianggap sebagai persoalan sepele. Kementerian BUMN dan Kementerian Kesehatan harus turun langsung memberi penjelasan secara detail.

Begitu jelas Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies Gde Siriana Yusuf menanggapi pemberitaan yang bersumber dari pernyataan Staf Khusus Menteri BUMN Erick Thohir, Arya Sinulingga yang menyebut 12 juta dosis vaksin Covid-19 terbuang sia-sia.

“12 juta dosis vaksin itu bukan uang sedikit. Jika pakai harga Sinovac, itu nilainya sekitar Rp 2,5 triliun,” tuturnya saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (29/7).


Gde meminta agar ada audit yang bisa menjelaskan di mana letak dari kesalahan stok vaksin jadi mubazir. Perlu ditelusuri apakah kesalaha ada pada pengiriman, kadaluwarsa, atau memang tidak dikirim.

“Karena banyak daerah, terutama di luar Jawa, yang mengeluh kekurangan vaksin padahal diperintah genjot vaksinasi,” sambungnya.

Bahkan tidak menutup kemungkinan ada faktor terburu-buru saat beli vaksin saat itu. Harga yang mahal digunakan alasan karena berebut dengan negara lain. Tapi penggunaannya tidak dikelola dengan baik.

“Maka perlu diaudit, dan harus ada yang bertanggung jawab,” sambungnya.

Dalam sebuah wawancara di CNN Indonesia TV, Rabu (28/7), Arya Sinulingga menyebut bahwa ada sekitar 12 juta dosis vaksin Covid-19 yang terbuang sia-sia.

Angka itu merupakan sisa dari sekitar 77 juta vaksin yang telah didistribusikan ke sejumlah provinsi dan kabupaten kota selama proses vaksinasi.

"Dari 77 juta itu, yang baru kepakai 63 juta. Jadi, ada sekitar sebenarnya hampir 12 juta, yang dia memang terbuang," katanya.

Tidak dijelaskan detail tentang alasan belasan juta vaksin bisa terbuang. Arya hanya menyebut bahwa vaksin itu terbuang karena tak terpakai setelah kadung dibuka dari tempat penyimpanan.

"Karena, kalau vaksin udah dipakai, dibuka 10, terpakai lima, lima harus dibuang enggak bisa dipakai lagi," urainya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

Dituding Biang Kerok Banjir Sumatera, Saham Toba Pulp Digembok BEI

Kamis, 18 Desember 2025 | 14:13

Kapolda Metro Jaya Kukuhkan 1.000 Nelayan Jadi Mitra Keamanan Laut Kepulauan Seribu

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:56

OTT Jaksa di Banten: KPK Pastikan Sudah Berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:49

Momen Ibu-Ibu Pengungsi Agam Nyanyikan Indonesia Raya Saat Ditengok Prabowo

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:41

Pasar Kripto Bergolak: Investor Mulai Selektif dan Waspada

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:31

Pimpinan KPK Benarkan Tangkap Oknum Jaksa dalam OTT di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:21

Waspada Angin Kencang Berpotensi Terjang Perairan Jakarta

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:02

DPR: Pembelian Kampung Haji harus Akuntabel

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:01

Target Ekonomi 8 Persen Membutuhkan Kolaborasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:58

Film TIMUR Sajikan Ketegangan Operasi Militer Prabowo Subianto di Papua

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:48

Selengkapnya