Berita

Petugas mengeluarkan ratusan denda kepada orang-orang yang terlibat dalam demonstrasi pada hari Sabtu di Sydney/BBC

Dunia

PM Australia: Pengunjuk Rasa Anti-Lockdown Egois

MINGGU, 25 JULI 2021 | 23:16 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Sejumlah politisi dan warga di Sydney, Australia melakukan aksi unjuk rasa menentang penguncian atau lockdown berkepanjangan di tengah peningkatan kasus infeksi virus corona.

Ribuan orang turun ke jalan utama di Sydney pada akhir pekan ini untuk menuntut diakhirinya lockdown. Aksi unjuk rasa serupa dengan skala lebih kecil juga terjadi di Melbourne dan Brisbane.

Protes ini dilakukan karena diketahui bahwa sekitar 13 juta warga Australia terpaksa menghadapi lockdown selama beberapa minggu terakhir setelah pemerintah negara bagian memberlakukan kembali pembatasan untuk memerangi varian Delta yang sangat menular.

Namun pada saat yang bersamaan, tingkat vaksinasi di negeri kanguru masih jauh dari herd immunity. BBC mengabarkan bahwa kurang dari 14 persen populasi telah divaksinasi lengkap. Persentase ini jauh lebih rendah daripada kebanyakan negara Eropa dan Amerika Serikat.

Ribuan warga yang geram dengan penguncian pun turun ke jalan untuk memprotes perpanjangan lockdown. Namun, akibat aksi tersebut, setidaknya 57 orang yang terlibat dalam protes di Sydney telah didakwa. Sementara itu lebih dari 500 orang lainnya telah didenda.

Menanggapi aksi protes itu, Perdana Menteri New South Wales (NSW) Gladys Berejiklian mengatakan bahwa para pengunjuk rasa seharusnya malu atas apa yang telah mereka lakukan.

"Jutaan dan jutaan orang di seluruh negara bagian kita melakukan hal yang benar, dan hati saya hancur karena orang-orang mengabaikan sesama warga mereka," ujarnya pada Minggu (25/7).

Pihak berwenang di NSW sendiri diperkirakan akan memperpanjang penguncian saat ini, yang akan berakhir pada 30 Juli mendatang.

Di sisi lain Perdana Menteri Scott Morrison telah menjanjikan lebih banyak dosis vaksin bagi NSW demi mendorong kampanye vaksinasi.

Dia juga menegaskan bawa penguncian di negara bagian itu hanya akan berakhir ketika jumlah kasus turun.

Morrison pun mencap mereka yang ambil bagian dalam aksi protes adalah orang yang egois.

"(Protes) hanya berisiko penguncian semakin jauh," tegasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya