Berita

Baru-baru ini, seorang pria tua yang ditugaskan untuk membawa uang tebusan demi membebaskan puluhan anak sekolah yang diculik, justru ikut diculik/Net

Dunia

Krisis Penculikan Di Nigeria Semakin Meresahkan, Pembawa Uang Tebusan Pun Ikut Diculik

MINGGU, 25 JULI 2021 | 17:31 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Kasus penculikan di Nigeria semakin membuat resah banyak pihak. Baru-baru ini, seorang pria tua yang ditugaskan untuk membawa uang tebusan demi membebaskan puluhan anak sekolah yang diculik, justru ikut diculik.

Pria ini dikirim oleh orangtua dari anak-anak yang diculik dari sekolah mereka oleh kelompok penjahat. Para orangtua itu berhasil mengumpulkan uang senilai 30 juta naira dengan menjual tanah dan harta benda lainnya demi bisa menebus anak-anak mereka.

Sayangnya, mereka harus menelan pil pahit lebih banyak. Pasalnya, uang tebusan beserta pria yang membawanya diambil oleh penculik, namun anak-anak mereka tidak juga dipulangkan.

Kasus penculikan semacam ini merupakan hal yang marak terjadi, terutama di wilayah utara Nigeria. Tujuan para penculik biasanya adalah uang.

Namun ini adalah kasus yang jarang terjadi di mana orang yang membawa uang tebusan justru ikut diculik.

Para penculik tersebut kemudian menelepon kepala sekolah untuk mengatakan bahwa uang yang dikirimkan tidak sesuai dengan jumlah yang disepakati.

Diketahui bahwa kasus tersebut melibatkan 136 siswa yang diculik dari sebuah sekolahdi Tegina, negara bagian Niger, pada akhir Mei lalu.

Pada saat kejadian akhir Mei lalu, para penculik membawa senjata serta mengendarai sepeda motor. Mereka menyerbu kota dan melepaskan tembakan tanpa pandang bulu. Hal itu menewaskan satu orang dan melukai beberapa orang lainnya.

Ketika orang-orang melarikan diri, para penyerang pergi ke sekolah dan menculik anak-anak.

Setelah penculikan itu terjadi, orang tua dan pengurus sekolah bernegosiasi dengan penjahat dan setuju untuk membayar uang tebusan.

Mereka kemudian menjual sebagian tanah sekolah dan juga barang-barang lainnya.

Kepala Sekolah Malam Abubakar Alhassan mengatakan kepada BBC (Minggu, 25/7), bahwa setelah uang berhasil dikumpulkan, ada enam orang yang dikirim untuk menemui para penculik di dekat hutan tempat anak-anak itu ditahan.

Ketika mereka tiba, orang-orang bersenjata itu menuntut agar salah satu dari enam orang itu mengikuti mereka ke dalam hutan agar uang tunai dapat dihitung.

Tetapi para penculik kemudian menelepon dan mengatakan bahwa uang tersebut kurang.

"Orang tua sekarang pasrah pada nasib. Mereka mengatakan tidak bisa mengumpulkan uang lagi. Mereka sekarang mengandalkan Tuhan," kata Alhassan.

Gelombang penculikan di sekolah-sekolah di Nigeria menjadi sorotan sejak beberapa tahun terakhir. Tercatat sejak Desember tahun lalu saja, ada lebih dari 1.000 siswa telah diculik dari sekolah-sekolah di Nigeria utara. Sebagian dari mereka telah dibebaskan. Namun ratusan lainnya masih diculik.

Kondisi ini menyebabkan gelombang kemarahan di warga setempat yang menilai bahwa pemerintah gagal mengatasi isu keamanan yang berujung pada gelobang penculikan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Ukraina Lancarkan Serangan Drone di Beberapa Wilayah Rusia

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:03

Bonus Olimpiade Ditahan, Polisi Prancis Ancam Ganggu Prosesi Estafet Obor

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:02

Antisipasi Main Judi Online, HP Prajurit Marinir Disidak Staf Intelijen

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:37

Ikut Aturan Pemerintah, Alibaba akan Dirikan Pusat Data di Vietnam

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:29

KI DKI Ajak Pekerja Manfaatkan Hak Akses Informasi Publik

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:27

Negara Pro Rakyat Harus Hapus Sistem Kontrak dan Outsourcing

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:17

Bandara Solo Berpeluang Kembali Berstatus Internasional

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:09

Polisi New York Terobos Barikade Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:02

Taruna Lintas Instansi Ikuti Latsitardarnus 2024 dengan KRI BAC-593

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:55

Peta Koalisi Pilpres Diramalkan Tak Awet hingga Pilkada 2024

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:50

Selengkapnya