Berita

Politisi Partai Gerindra, Arief Poyuono/Net

Politik

Kelangkaan Oksigen Bukti Negara Dalam Keadaan Darurat Dan Pemerintah Kewalahan

SABTU, 17 JULI 2021 | 08:58 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Kabar sulitnya mendapatkan oksigen dan mahalnya harga jual, menjadi bukti kondisi negara sedang kewalahan memberikan jaminan kesehatan bagi rakyatnya di tengah pandemi Covid-19.

"(Kelangkaan oksigen) ini bukti kalau negara dalam keadaan darurat, dimana pemerintah kewalahan dan untuk memberikan perlindungan yang aman kepada masyarakat," kata politisi Partai Gerindra, Arief Poyuono, Sabtu (17/7).

Dijelaskan Arief, pandemi saat ini kebutuhan akan ketersediaan oksigen adalah hal yang sangat vital. Terutama, pagi pasien-pasien Covid-19 yang tengan mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.

Sangat disayangkan, belakangan banyak dilaporkan kematian pasien Covid-19 karena gagal mendapatkan oksigen yang dibutuhkan.

"Keperluan oksigen sangat diperlukan untuk penyelamatan masyarakat yang terpapar Covid-19 di rumah sakit, dimana ketersediaan oksigen sangat minim yang berakibat fatal banyak masyarakat yang terpapar Covid-19 harus meregang nyawanya," jelasnya.

Arief pun mendesak, dalam keadaan seperti ini pemerintah harus segera menghitung seberapa banyak oksigen yang diproduksi dan yang ada di Indonesia, baik yang digunakan untuk keperluan industri swasta atau BUMN sekalipun.

"Serta berapa banyak kapasitas industri swasta dan BUMN yang memproduksi oksigen. Semua harus terdata dan pasti data itu ada," imbuhnya.

Setelah semua terdata, masih kata Arief, pemerintah harus memprioritaskan oksigen yang dimiliki BUMN untuk digunakan pada sektor medis.

Menurut dia, tidak tepat juga jika seperti belakangan ini, dimana pemerintah menunggu impor atau bantuan dari negara lain untuk keperluan oksigen medis tersebut.

"BUMN itu bagian dari cadangan nasional yang aset-asetnya harus siap digunakan untuk menyelamatkan negara dan rakyat dalam keadaan mendesak," ucap Arief Poyuono.

Populer

Pilkada Jateng dan Sumut Memanas Buntut Perseteruan PDIP Vs Jokowi

Minggu, 03 November 2024 | 13:16

"Geng Judol" di Komdigi Jadi Gunjingan sejak Bapak itu Jabat Menteri

Rabu, 06 November 2024 | 07:53

Protes Aturan Hijab, Mahasiswi Iran Nekat Bugil di Depan Kampus

Minggu, 03 November 2024 | 16:18

Hizbullah Bombardir Pangkalan Militer Israel Pakai Rudal, Sirine Berdengung Kencang

Sabtu, 02 November 2024 | 18:04

Haikal Hasan Diminta Cek Joget Sadbor: Halal Nggak?

Minggu, 03 November 2024 | 10:41

Tak Terima Dikabarkan Meninggal, Joncik Laporkan Akun Facebook "Lintang Empat Lawang" ke Polisi

Kamis, 07 November 2024 | 06:07

Musa Rajekshah Dorong Pemetaan Potensi dan Keunggulan Desa

Kamis, 07 November 2024 | 21:43

UPDATE

305 Pejabat DKI Dilantik

Rabu, 13 November 2024 | 02:13

Kevin Diks Main di Laga Timnas Lawan Jepang

Rabu, 13 November 2024 | 02:02

Ribuan Anak Terpapar Judi Online, Transaksi Tembus Rp2 Miliar

Rabu, 13 November 2024 | 01:57

Kapolsek dan Kanit Reskrim Dicopot Buntut Kasus Guru Supriyani, Warganet: Nah Gitu Dong!

Rabu, 13 November 2024 | 01:33

Nusron Garap 1 Juta Hektare Sawah di Papua untuk Swasembada Pangan

Rabu, 13 November 2024 | 01:03

Berkinerja Buruk, Kadis Parekraf Layak Diganti

Rabu, 13 November 2024 | 00:20

Jangan Pilih Calon Mulyono

Rabu, 13 November 2024 | 00:07

Pernyataan Bersama RI dan RRC Tidak Membahayakan Kedaulatan Indonesia

Rabu, 13 November 2024 | 00:00

Kapolri Mutasi 55 Pati dan Pamen, Ada 3 Kapolda Baru

Selasa, 12 November 2024 | 23:52

Walkot Jakbar Dikasih Waktu 1 Bulan Selesaikan Kisruh Rumah Ibadah

Selasa, 12 November 2024 | 23:23

Selengkapnya