Berita

Presiden Joko Widodo/Repro

Politik

Tak Sepakat Kritik Santun Ala Jokowi, Dema UIN Jakarta Singgung Kritik Warga Surakarta Tidak Direspon

KAMIS, 01 JULI 2021 | 22:53 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Ukuran sopan santun memiliki perspektif yang berbeda. Kritik yang sopan pun tidak pernah mendapatkan respon dari pemerintah.

Begitu keluhan yang disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Dili Asrin Ramdoni di acara Tanya Jawab Cak Ulung bertajuk "Kritik Mahasiswa dan Sopan Santun Ala Istana" yang diselenggarakan Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (1/7).

Menurut Doni, sopan santun memiliki perspektif yang berbeda setiap orang. Sehingga tidak tepat Istana, khususnya Presiden Joko Widodo, meminta mahasiswa untuk menyampaikan kritik dengan cara sopan santun.


"Tolak ukur sopan santun ini sebenarnya di mana? Ini kan satu hal yang sangat subjektif sekali ya. Jadi apa yang saya yakini tentang sopan santun itu belum tentu sama tolak ukurnya sama siapapun. Jadi, ini melebar sekali. Makna sopan santun ini kan satu hal yang tidak bisa kita pukul rata, ini loh bentuk sopan santun," ujar Doni.

Karena kata Doni, kritik sopan santu pun kerap kali bahkan sering kali tidak pernah mendapatkan respon dari pemerintah. Doni pun menyampaikan contoh yang pernah dia ketahui.

"Saya ingin ambil contoh kaya begini. Dari dulu ada seorang warga, dia mengkritisi satu problem yang ada di daerahnya. Jadi waktu itu Surakarta kalau enggak salah. Di Surakarta ada satu PT, PT itu menyebabkan lingkungan di sekitar warganya itu bau, airnya keruh, tidak bagus intinya," kata Doni.

"Terus kalau gak salah ada beberapa warga yang dia itu mengkritik dengan cara tiduran di depan gedung DPRD. Ada juga yang datang bawa pasir pakai ember terus dia mandi menggunakan pasir itu, sikat gigi pakai pasir itu, tetapi apakah kemudian pemerintah menanggapinya? Tidak sama sekali," sambung Doni menjelaskan.

Para mahasiswa pun kata Doni, juga sering menyampaikan kritik kepada pemerintah. Akan tetapi, tidak pernah mendapatkan respon dari pemerintah.

"Nah, yang ingin saya pertanyakan bentuk kesopanan santunan seperti apa lagi gitu loh. Sedangkan kritik etik yang sudah kita lakukan, itu tidak bisa menimbulkan apa-apa, reaksi apa-apa dari pemerintah. Apakah kita melakukan hal yang sama seperti teman-teman UI, agar kita direspon langsung oleh Presiden?" terang Doni.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya