Berita

Sidang lanjutan kasus bantuan sosial (Bansos) sembako Covid-19 yang menghadirkan Mantan Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Fraksi PDIP, Ihsan Yunus, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin, 21 Juni/RMOL

Hukum

Ihsan Yunus Ngaku Pernah Cari Program Di Kemensos Untuk Dapilnya, Tapi ...

SENIN, 21 JUNI 2021 | 18:55 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Dana bantuan sosial (Bansos) sembako Covid-19 yang dikorupsi oleh eks Menteri Sosial, Juliari P. Batubara, kembali ditelusuri oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam sidang lanjutan hari ini.

Mantan Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Fraksi PDIP, Ihsan Yunus, menjadi salah satu orang yang dihadirkan untuk memberikan kesaksian terhadap terdakwa Juliari.

Dalam sidang, tim Jaksa KPK awalnya mendalami keterangan Ihsan terkait dengan perkenalannya dengan seorang bernama M. Syafii Nasution.


Ihsan mengaku kenal dengan Syafii Nasution yang menjabat sebagai Direktur PSKBA Kemensos pada saat dia kenal pada sekitar Maret-April 2020.

Ihsan mengaku pernah menemui Syafii di kantornya di Kemensos terkait dengan anggaran kebencanaan.

"Waktu itu saya mempertanyakan masalah anggaran kebencanaan untuk program di Dapil, saya sendiri pak," ujar Ihsan di ruang sidang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (21/6).

Pengakuan Ihsan menganai kedatangannya di Kemensos untuk mencari program untuk daerah pemilihannya (Dapil) di Jambi, di dalami oleh Jaksa dengan menanyakan program yang dimaksudkannya.

Dalam jawabannya, Ihsan menuturkan bahwa dirinya sebagai anggota DPR yang dipilih warga Jambi, ketika reses harus membawa program ke daerahnya.

"Kalau enggak nanti diprotes sama konstituen. Di PSKBA itu ada dana realokasi untuk kebencanaan. Kebetulan dapil saya itu sangat rawan bencana, maka saya kejar ke Pak Syafii," jelasnya.

"Kan waktu itu ada tambahan 10 kampung siaga bencana, terus ada tambahan untuk kendaraan kebencanaan. Ya itu yang saya kejar, supaya bisa disalurkan ke dapil saya," jelas Ihsan.

Saat disinggung soal pertemuannya dengan terdakwa Juliari sebelum bertemu Syafii, Ihsan membantahnya.

"Enggak pernah (bertemu Juliari) pak. Seingat saya, saya waktu ke Kemensos ke lantai dua. Saya koordinasi dengan Pak Sekjen, Pak Hartono Laras," ujar Ihsan.

Ihsan menjelaskan, pada saat menanyakan soal program kebencanaan, Syafii menyampaikan bahwa programnya sementara ditiadakan akibat pandemi Covid-19.

"Karena larinya semuanya ke penanganan Covid-19. Kemudian beliau mengatakan programnya a, b, c, d, e, f, termasuk ada sembako untuk penanganan Covid," terang Ihsan.

Ihsan pun mengaku meminta kepada Syafii agar dirinya turut berpartisipasi dalam pendistribusian ke daerah dapilnya. Akan tetapi kata Ihsan, Syafii menyampaikan bahwa program bansos hanya ada untuk wilayah Jabodetabek.

"Ya terus terang, karena kan waktu itu awalnya buat Dapil pak. Karena untuk DKI ya saya agak lemes lah gitu. Kenapa harus di DKI saja gitu kan. Jadi, ya tetap saya kalau ditanya nanti mungkin sama fraksi atau sama komisi, bisa memberi informasi bahwa ada bantuan untuk DKI," terang Ihsan.

Ihsan pun selanjutnya menjelaskan maksud partisipasi setelah dipertanyakan oleh Jaksa.

"Jadi gini pak izin menjelaskan bahwa kami di DPR sesuai dengan UU MD3 punya tiga fungsi utama yaitu monitoring, budgeting, dan legislasi. Terus dua fungsi yaitu memperjuangkan dapil kami masing-masing. Maka menjadi sebuah hal yang biasa atau tidak biasa lah anggota DPR itu selalu melobi kementerian supaya bisa dapat program di dapilnya masing-masing," ungkap Ihsan.

Sementara itu, saat disinggung soal nama-nama perusahaan, Ihsan mengaku tidak kenal dengan beberapa perusahaan yang disebutkan oleh Jaksa.

"Saksi kenal PT Bumi Pangan Digdaya? Kalau PT Global Trijaya? Kalau PT Indoguardika Vendos Abadi?" tanya Jaksa dan semuanya dijawab tidak kenal oleh Ihsan.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya