Berita

Aktivis Lieus Sungkharisma berkunjung ke Partai Keadilan Sejahtera (PKS)/RMOL

Publika

Catatan Lieus Sungkharisma: Matinya (Suara) Intelektual

JUMAT, 18 JUNI 2021 | 19:59 WIB

SAYA tak pernah menyangka di Indonesia demokrasi yang dulunya tumbuh begitu bagus setelah reformasi, kini rasanya meredup. Praktis sedikit sekali orang yang menyuarakan kebenaran. Sampai suaranya kalah sama clamitannya para buzzer.

Saking masifnya dengungan buzzer, seolah-olah tampak benar dan menutupi kebenaran itu sendiri. Dan pendapat intelektual akan tampak salah dan bodoh. Para intelektual yang berani bersuara akan dibantai habis sampai tak berkutik oleh para buzzer.

Fenomena matinya suara intelektualitas ini mengkhawatirkan.


Entah karena takut diserang para buzzer atau dikebiri oleh penguasa, atau entah karena sudah pasrah. Tentunya kondisi seperti sekarang ini tidak sehat untuk sebuah negara demokrasi.

Coba Anda bayangkan, soal para pegawai KPK yang dihabisi dengan isu Taliban dan tidak Pancasilais yang dilontarkan pertama kali oleh buzzer. Betapa jahatnya para buzzer mampu menggiring opini tersebut dan kita semua mendiamkan, dan akhirnya para orang awam membenarkan fitnah buzzer tersebut.

Sampai, orang-orang yang bekerja mati-matian memberantas korupsi akhirnya harus tersingkir dengan stigma buruk dari tempatnya bekerja.

Pembuat fitnah bisa melenggang bebas dan berkoar-koar terus. Apakah kondisi seperti ini yang kita inginkan di Indonesia?

Untuk itu, saya sowan ke PKS ingin belajar dan berbagi kecemasan tentang kondisi demokrasi Indonesia.

Saya percaya di Indonesia masih banyak orang baik yang mampu melihat permasalahan bangsa ini dengan sikap yang adil. Salah satunya di PKS yang banyak kadernya intelektual, lulusan luar negeri dan dalam negeri yang pintar-pintar.

Saya berharap PKS bisa menyuaran suara kebenaran sehingga yang benar memang benar, yang salah tampak salah. Tidak seperti sekarang ini. Yang salah dibenarkan sehingga tampak benar, dan yang benar disalahkan sehingga tampak salah.

Mudah-mudahan setelah ini, muncul para suara pembela kebenaran dari seluruh pelosok negeri yang mampu membungkam suara buzzer yang sudah sangat keterlaluan, bukan lagi sebuah kritik yang membangun.

Dan, saya yakin PKS bersama partai lain bisa menjadi pembawa suara kebenaran walau sekecil apa pun. Semoga fenomena matinya (suara) para intelektual segera berakhir.

Lieus Sungkharisma
Aktivis dan Tokoh Tionghoa

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Cetak Rekor 4 Hari Beruntun! Emas Antam Nyaris Tembus Rp2,6 Juta per Gram

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13

Saham AYAM dan BULL Masuk Radar UMA

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55

Legislator PKB Apresiasi Langkah Tegas KBRI London Laporkan Bonnie Blue

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44

Prabowo Bahas Kampung Haji dengan Sejumlah Menteri di Hambalang

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32

Pejabat Jangan Alergi Dikritik

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31

Saleh Daulay Dukung Prabowo Bentuk Tim Arsitektur Perkotaan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26

Ribuan Petugas DLH Diterjunkan Jaga Kebersihan saat Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21

Bursa Asia Bergerak Variatif Jelang Libur Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13

Satu Hati untuk Sumatera: Gerak Cepat BNI & BUMN Peduli Pulihkan Asa Warga

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04

Harga Minyak Naik Jelang Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya