Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Laporan SIPRI: Jumlah Senjata Nuklir Di Dunia Alami Tren Peningkatan

SENIN, 14 JUNI 2021 | 14:01 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Jumlah senjata nuklir dilaporkan mengalami tren peningkatan, memicu kekhawatiran adanya perlombaan senjata antara kekuatan-kekuatan nuklir di dunia.

Lembaga think tank Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) dalam laporannya pada Senin (14/6) memberikan peringatan agar tidak terjadinya perlombaan senjata seperti selama Perang Dingin.

Menurut SIPRI, jumlah senjata nuklir yang dikerahkan di unit operasional telah meningkat sekitar 2.000 hulu ledak dan dalam status siaga tinggi, sebagian besar ada di Amerika Serikat (AS) dan Rusia.

Padahal setelah Perang Dingin, dunia mengalami tren penurunan jumlah senjata nuklir.

"Ini adalah tren baru yang signifikan, yang harus dilihat semua negara sebagai peringatan. Kita harus benar-benar berhati-hati untuk kembali ke semacam perlombaan senjata antara kekuatan nuklir," jelas peneliti SIPRI Hans Kristensen, seperti dimuat Sputnik.

Untuk 2020 hingga 2021 saja, SIPRI menyebut terjadi peningkatan sekitar 300 hulu ledak nuklir. Itu semua dikerahkan di unit operasional dan depot militer.

Meski AS dan Rusia terus mengurangi persediaan senjata nuklir secara keseluruhan dengan membongkar hulu ledak yang sudah pensiun pada 2020, keduanya diperkirakan memiliki sekitar 50 hulu ledak nuklir lain dalam penyebaran operasional pada awal tahun 2021.

Menurut SIPRI, peningkatan tersebut terjadi melalui penyebaran rudal balistik antarbenua (ICBM) berbasis darat dan rudal balistik berbasis kapal selam (SLBM).

Sejauh ini, terdapat sembilan negara pemilik senjata nuklir, yaitu AS, Rusia, Inggris, Prancis, China, India, Pakistan, Israel, dan Korea Utara. Diperkirakan terdapat 13.080 hulu ledak pada awal tahun 2021, turun dari 13.400 pada awal 2020.

Selain AS dan Rusia, tujuh negara pemilik senjata nuklir lainnya juga sedang mengembangkan atau menyebarkan sistem senjata baru.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya