Berita

Foto bersama di sela-sela pengukuhan Profesor Kehormatan untuk Megawati Soekarnoputri. Mega diapit Prabowo Subianto-Puan Maharani/Net

Politik

Tidak Hadir Di Unhan, Jokowi Ingin Kirim Pesan Ketidaknyamanan Dengan Upaya Duet Prabowo-Puan

SABTU, 12 JUNI 2021 | 09:31 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Presiden RI Joko Widodo tidak menghadiri pengukuhan Profesor Kehormatan kepada Presiden RI kelima, Megawati Soekarnoputri, Jumat (11/6).

Kepala Negara hanya mengirimkan video ucapan selamat. Video itu diputar setelah sidang senat pemberian Profesor Kehormatan untuk Megawati ditutup. Saat yang sama, Jokowi sendiri kunjungan kerja ke Jawa Tengah didampingi Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo.

Pemberian Profesor Kehormatan berlangsung di Aula Merah Putih, Kampus Universitas Pertahanan (Unhan), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (11/6). Ketua Umum PDI Perjuangan itu menerima Profesor Kehormatan (Gurubesar Tidak Tetap) bidang Kepemimpinan Strategik dari Unhan.

Direktur Visi Indonesia Strategis, Abdul Hamid mengatakan, ketidakhadiran Presiden Jokowi pada pengukuhan gelar profesor Megawati bisa dimaknai dua hal.

Pertama, Jokowi tidak begitu nyaman terhadap penganugerahan profesor itu karena menuai polemik. Hanya menimbulkan keriuhan di tengah konsentrasi pemerintah melakukan pemulihan ekonomi yang babak belur akibat Covid-19.

"Apalagi memang belum ada preseden, gelar profesor diberikan secara kehormatan. Karena profesor merupakan gelar tertinggi dunia pendidikan yang mensyaratkan proses panjang dan sulit seperti syarat publisitas jurnal dan lain-lain," ujar Cak Hamid sapaan akrabnya, Sabtu (12/6).

Kedua, Jokowi juga sepertinya ingin menyampaikan pesan secara halus terkait ketidaknyamanannya dengan upaya duet Prabowo Subianto-Puan Maharani pada Pilpres 2024. Di Unhan, Prabowo-Puan duduk berdampingan.

"Karena disamping Jokowi juga ingin juga menjadi play maker pada Pilpres 2024, saya melihat loyalis Jokowi masih agak resisten terhadap kehadiran Prabowo," kata Cak Hamid.

Karena diakui atau tidak, barisan dan pendukung Jokowi tidak saja diisi oleh simpatisan PDIP. Artinya, mereka memilih dan mendukung Jokowi bukan karena PDIP, tapi karena figur Jokowi sendiri.

"Cara terbaik untuk menjaga psikoligis pasukannya adalah dengan tidak hadir pada penganugerahan gelar profesor Mega," ucap Cak Hamid.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Timnas Amin Siang Ini Dibubarkan

Selasa, 30 April 2024 | 09:59

Perbuatan Nurul Ghufron Dinilai Tidak Melanggar Etik

Selasa, 30 April 2024 | 09:57

Parpol Ramai-ramai Gabung Koalisi Prabowo Jadi Alarm Matinya Oposisi

Selasa, 30 April 2024 | 09:55

PKS Oposisi atau Koalisi Tunggu Keputusan Majelis Syuro

Selasa, 30 April 2024 | 09:46

Anggaran Sudah Disetujui, DPRD DKI Tunggu Realisasi RDF Skala Perkotaan

Selasa, 30 April 2024 | 09:36

Beli Sabu, Oknum Polisi Tulungagung Ditangkap

Selasa, 30 April 2024 | 09:31

MPR akan Bangun Komunikasi Politik dengan Jokowi hingga Hamzah Haz Jelang Transisi

Selasa, 30 April 2024 | 09:27

Jakarta Hari Ini Cenderung Cerah Berawan

Selasa, 30 April 2024 | 09:19

Perahu Rombongan Kader PMII Terbalik, Satu Meninggal

Selasa, 30 April 2024 | 09:06

2 Mei, Penentu Lolos Tidaknya Garuda Muda ke Olimpiade Paris

Selasa, 30 April 2024 | 08:48

Selengkapnya