Berita

Anggota Komisi XI DPR RI fraksi Partai Gerindra, Kamrussamad/Net

Politik

Berkaca Dari Revolusi Perancis, Fraksi Gerindra Wanti-wanti Tumbangnya Rezim Akibat Kebijakan Perpajakan

KAMIS, 10 JUNI 2021 | 23:08 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

. Kebijakan perpajakan yang tengah disusun Kementerian Keuangan di dalam draf revisi UU Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) disoroti DPR secara seksama.

Anggota Komisi XI DPR RI, Kamrussamad, mewanti-wanti Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. Pasalnya, dia melihat di dalam draf revisi UU KUP itu terdapat rencana penarikan pajak pertambahan nilai (PPN) atas produk sembako.

"Hati-hati Menteri Keuangan harus memastikan kebijkaan perpajakan harus berkeadilan bagi rakyat,” ucap Kamrussamad dalam rapat kerja bersama Komisi XI dengan Kemenkeu, di Gedung Nusantara I, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (10/6).

Politisi Partai Gerindra ini menyinggung Sri Mulyani soal keberpihakannya, dengan menyebutkan kebijakan Kemenkeu bulan lalu yang mengenai pembebasan pajak barang mewah atas kendaraan mobil (PPnBM) di bawah harga Rp 200 juta.

"Minggu ini mau kenakan pajak sembako, Ini mencederai rasa keadilan Rakyat,” tegasnya.

Menurutnya, di berbagai negara banyak penguasa tumbang akibat sistem Perpajakan yang mencekik rakyat, seperti yang terjadi di India, Perancis hingga Amerika Serikat.

Ia menceritakan kejadian di Perancis pada periode 1774 hingga 1792. Kaisar Perancis, Louis XVI, kata Kamrussamad telah keterlaluan dalam memungut pajak. Sementara peruntukan pajak tidak efisien dan tidak adil.

"Menkeunya Colbert, ugal-ugalan nguber pajak rakyat. Itulah salah satu peyebab Revolusi Perancis. Louis XVI dan Marie Antoinette akhirnya dihukum mati dengan Guillotine 1793," katanya.

Contoh lain yang ia paparkan adalah kejadian di Amerika, pada awal dari revolusi kemerdekaan negri Paman Sam. Rakyat di Boston saat itu melemparkan teh ke pelabuhan di Boston, sebagai protes terhadap pajak teh oleh Inggris.

"No taxation without representation. Sementara di India, kenaikan pajak dan monopoli garam yang dilakukan Inggris membuat Mahatma Gandhi menggalang kekuatan. Bersama jutaan rakyat India, Gandhi menggelar aksi long march yang dikenal sebagai gerakan Satyagraha,” urai Kamrussamad.

“Gerakan protes damai itu diikuti jutaan orang, awal dari kemerdekaan India,” tandasnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya