Berita

Analis sosial politik, Zeng Wei Jian/Net

Publika

Penyelesaian Mafia Alutsista

SABTU, 05 JUNI 2021 | 13:19 WIB | OLEH: ZENG WEI JIAN

KARTEL dan mafia alutsista bermain dengan angka Rp 1.760 triliun. Sudutkan Kementerian Pertahanan. Pelintir masalah. Bangkitkan amarah publik. Masterplan pertahanan 25 tahunnya tidak dikutip.

Artinya, Rp 1.760 triliun dibagi 25 tahun. Hanya Rp 70.4 triliun per tahun. Kecil sekali. Kalah oleh APBD Jakarta. Targetnya "Minimum Essential Force" atau Kekuatan Pokok Minimum.

Nominal spending-nya bahkan tidak cukup buat doctrine "Active Defence". Apalagi mengembangkan konsep blue-water navy. At alone menjadi global military stabilizer.


So far tugas TNI hanya defending Indonesian's borders. Ikut secara minimalis upholding international order. Promoting Indonesian interests abroad nyaris zero.

Tidak ada visi-misi menteri. Presiden Jokowi punya rencana bikin "Perpres Pertahanan 25 tahun". Kemhan dapet tugas menyusun. Angka fantastis Rp 1.760 triliun ternyata kecil sekali bila dibandingkan PDB Indonesia sekitar 15.000 triliun dikali 25 tahun. Maka hanya 0.5-0.7 persen per tahun-nya.

Lagipula tidak ada duit Rp 1.760 triliun. Adanya alutsista yang dikonversi menjadi rupiah. Jadi tidak ada praktik "Duit Rp 1.760 triliun mesti diabisin sampe tahun 2024" seperti kata mafia.

Posture pertahanan 25 tahun diadakan dari sekarang. Masa operasinya sesuai rate regenerasi alat tempur. Nilai instriksiknya sama. Tapi bobot strateginya lebih canggih.

Asumsi nilai investasi pertahanan Rp 1.760 triliun diharapkan mampu menjaga perputaran ekonomi selama 25 tahun yang angkanya bisa mencapai Rp 375.000 triliun.

Misalnya, proyeksi 25 tahun Indonesia akan punya tambahan dua squadron tempur dan brown-water navy fleet. Tiap tahun tambah 2-3 fighter jets, 1 frigate, 1 destroyer.

Mengapa tidak diadakan serempak. Bonusnya Indonesia bisa dapet transfer of technology dan harga lebih murah karena price ditentukan quantity.

Praxisnya Menhan Prabowo tidak pakai broker. Deal G-to-G dan G-to-B. Langsung ke pabrik senjata. Fee broker dipangkas abis.

Penulis adalah analis sosial politik.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya