Berita

Ketua DPP PDIP Puan Maharani yang digadang akan diusung di Pilpres 2024/Net

Politik

Mereplika Demokrat, Konflik Terbuka Puan-Ganjar Hanya Untuk Kepentingan Elektabilitas

SELASA, 25 MEI 2021 | 05:22 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Agitasi politik berupa konflik internal antara Puan Maharani dan Ganjar sengaja dimainkan PDIP untuk mengerek elektabilitas partai.

Pengamat politik Dedi Kurnia Syah menganalisa tujuan dari tindakan agitasi politik konflik itu mereplika apa yang telah dilakukan Partai Demokrat di bawah kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono.

Kata Dedi, selama kegaduhan soal kisruh Demokrat telah efektif menggenjot elektabilitas partai berlambang mercy itu.

"Senada dengan Demokrat, tidak saja berharap agar Ganjar semakin populer sebagai kader tertindas, tetapi ada harapan Puan menjadi pembicaraan di kalangan publik," demikian pendapat Dedi saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Senin (24/5).

Dalam pandangan Dedi perang terbuka yang disampaian Bambang Wuryanti mengenai Ganjar adalah semata-mata untuk kepentingan politis PDIP.

"Lonflik ini sama-sama untuk kepentingan politis PDIP, Puan dan Ganjar hanya sedang diperankan saja," demikian analisa Dedi.

Dedi sejak awal menengarai kegaduhan di internal PDIP disengaja dan direkayasa sistematis. Muaranya adalah untuk menggenjot elektabilitas calon dan partai.

Dalam beberapa pekan ini, kritikan terbuka disampaikan oleh petinggi PDIP pada Ganjar yang merupakan Kepala Daerah asal PDIP.

Ganjar dituding sengaja bekerja pencitraan untuk menrengkuh ambisinya mendapatkan tiket pencapresan di tahun 2024 mendatang.

Puncaknya, Ketua DPD PDIP Jateng Bambang Wuryanto mengatakan, pihaknya sengaja tidak mengundang Ganjar Pranowo, meski mendatangkan Puan Maharani saat mengumpulkan seluruh kader Eksekutif-Legislatif.

Kata politisi yang kairb disapa Bambang Patjul, Ganjar sudah kelewatan kerena ambisi jadi Capres dengan meninggalkan norma kepartaian.

Apalagi, saat ini belum ada instruksi dari Ketua Umum Partai sebagai penentu pemegang tiket Capres.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Terobosan Baru, Jaringan 6G Punya Kecepatan hingga 100 Gbps

Selasa, 07 Mei 2024 | 12:05

172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah Serentak Gelar Aksi Bela Palestina Kutuk Israel

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:54

Usai Terapkan Aturan Baru, Barang Kiriman TKI yang Tertahan di Bea Cukai Bisa Diambil

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:37

MK Dalami Pemecatan 13 Panitia Pemilihan Distrik di Puncak Papua ke Bawaslu dan KPU

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:29

Tentara AS dan Pacarnya Ditahan Otoritas Rusia

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:18

Kuasa Pemohon dan Terkait Sama, Hakim Arsul: Derbi PHPU Seperti MU dan City

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:11

Duet PDIP-PSI Bisa Saja Usung Tri Risma-Grace Natalie di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:56

Bea Cukai Bantah Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:37

Pansel Belum Terbentuk, Yenti: Niat Memperkuat KPK Gak Sih?

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:35

Polri: Gembong Narkoba Fredy Pratama Kehabisan Modal

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:08

Selengkapnya