Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Tsunami Covid-19 India: 40 Ribu Vantilator Dibiarkan Menganggur, Bantuan Oksigen Tertahan Di Bea Cukai

JUMAT, 07 MEI 2021 | 08:32 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Situasi Covid-19 di India belum menunjukkan ke arah yang lebih baik. Alih-alih, pemerintah semakin banyak dikritik karena gagal menangani pandemi.

Bahkan pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi saat ini dituding gagal memastikan sumber daya yang ada digunakan dengan baik, khususnya ketika negara membutuhkan oksigen dan ventilator.

Ventilator Menganggur di Gudang Milik Pemerintah

Federasi Kamar Dagang dan Industri India (FICCI) melaporkan sedikitnya terdapat 40 ribu ventilator yang baru diproduksi tahun lalu tidak digunakan dan saat ini hanya disimpan di fasilitas milik pemerintah.

Laporan itu disampaikan FICCI dalam sebuah surat kepada sekretaris Otoritas Manajemen Bencana Nasional, Sanjeeva Kumar, seperti dikutip Sputnik, Jumat (7/5).

FICCI menyebut, ventilator itu dibuat di bawah Prime Minister Cares Fund pada tahun lalu. Namun saat ini menganggur karena kurangnya petugas dan pasokan oksigen.

"Pemerintah perlu menemukan cara untuk segera mengidentifikasi ventilator tersebut dan memberikannya ke fasilitas kesehatan swasta yang merawat pasien Covid-19 yang membutuhkan lebih banyak ventilator," kata FICCI.

Bantuan Oksigen Diduga Tertahan di Bea Cukai

Selain skandal ventilator, penanganan Covid-19 di India juga diperburuk dengan munculnya dugaan bantuan oksigen yang diberikan banyak negara justru tertahan di bea cukai.

Sekitar 40 negara, termasuk Rusia, Amerika Serikat (AS), Inggris, Singapura, Uni Emirat Arab (UEA), hingga Arab Saudi telah menyalurkan bantuan Covid-19 untuk India.

Tetapi berdasarkan laporan dari sejumlah media, bantuan darurat dari luar negeri tertahan di bandara karena proses birokrasi yang berbelit-belit.

Kendati begitu, pada Kamis (6/5), Central Board of Indirect Taxes and Customs (CBIC) India menyangkal laporan tersebut.

"Bea cukai India dengan cepat menyelesaikan semua kiriman dan tidak ada pasukan yang tertahan seperti itu di seluruh pelabuhan impor mana pun," jelas CBIC.

CBIC mengaku bekerja 24x7 untuk melacak dan menyelesaikan kriiman pada saat kedatangan, izin pun dipercepat dalam beberapa jam.

Data dari CBIC menunjukkan, India sudah menerima 3.000 konsentrator oksigen dari Mauritius, Rusia, Inggris, Rumania, Irlandia, Thailand, China, Taiwan, dan Uzbekistan.

Konsentrator oksigen tersebut kemudian langsung dikirim melalui jalur darat dan udara ke fasilitas kesehatan.

"Tidak ada konsentrator oksigen yang berada di gudang Departemen Bea Cukai," tegas CBIC.

Terlepas dari itu, laporan mengenai rumah sakit yang kekurangan oksigen masih bermunculan.

Direktur Jenderal Layanan Kesehatan di Delhi, Dr Nutan Mundeja bahkan mengaku pihaknya belum menerima bantuan apapun.

"Sejauh yang saya tahu, kami belum menerima apa-apa sejauh ini," ucapnya.

Selama sebulan terakhir, India telah melaporkan lonjakan besar kasus Covid-19. Menurut kementerian kesehatan pada Kamis (6/5), India mencatat 412.262 kasus baru dan 3.980 kematian dalam 24 jam terakhir.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya