Berita

Ketua Fraksi PKS DPR RI, Jazuli Juwaini/Net

Politik

KH Hasyim Asyari Hilang Dalam Naskah Kamus Sejarah Indonesia, PKS Protes Keras

SELASA, 20 APRIL 2021 | 11:54 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Draf naskah Kamus Sejarah Indonesia yang akan diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dinilai penuh dengan kejanggalan.

Salah satu kejanggalannya adalah tidak mencantumkan tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asyari, sebagai tokoh yang berperan besar dalam sejarah perjuangan dan kemerdekaan Indonesia. Anehnya sejumlah nama asing justru muncul dalam draf buku tersebut.

Menurut beberapa sumber, draf buku tersebut dipersiapkan oleh Kemendikbud. Namun pihak Kemendikbud menegaskan kalau draf yang beredar berupa salinan softcopy itu tidak resmi dan bukan dari pihak mereka. Kemendikbud sendiri mengaku sedang menyempurnakan kamus Sejarah Indonesia itu.

Toh, Ketua Fraksi PKS DPR RI, Jazuli Juwaini menilai, hal tersebut merupakan keteledoran dan menunjukkan ketidakpahaman tim penyusun tentang sejarah bangsa.

Menurutnya, siapapun yang menyusun dan menyebarkan jika ada unsur kesengajaan, maka ia telah melakukan pengkhianatan terhadap sejarah bangsa.

Karena itu, draf buku tersebut harus segera ditarik dari peredaran, karena bisa menyesatkan anak bangsa.

"Seluruh anak bangsa harus paham secara utuh sejarah bangsa Indonesia dan tidak boleh ada yang memutus mata rantai sejarah perjalanan bangsa. Karena itu, kalau hal ini disengaja merupakan pengkhianatan terhadap sejarah," tegas Jazuli dalam keterangannya, Selasa (20/4).

Anggota Komisi I DPR ini menegaskan, Hadratus Syekh Hasyim Asyari sebagai pendiri NU mutlak masuk dalam dokumen sejarah manapun. Sebab, peran dan kiprahnya luar biasa baik pada masa penjajahan maupun kemerdekaan. Beliau, kata Jazuli, adalah tokoh bangsa dan pahlawan nasional.

"Hadratus Syekh Hasyim sebagai pendiri NU dengan Resolusi Jihad-nya yang terkenal mampu membangkitkan semangat juang rakyat Indonesia. Juga perannya sebagai rujukan ketika bangsa ini membentuk dasar negara dan konstitusi bernegara. Jangan putus mata rantai sejarah tersebut. Jangan lupakan jasa ulama besar bangsa ini," tegasnya.

Lebih lanjut, Jazuli meminta semua elemen bangsa tanpa terkecuali harus memahami ideologi negara dan sejarahnya. Begitupun Kemendikbud, dalam menyusun kurikulum dan materi-materi kebangsaan harus valid serta tidak menyimpang.

"Pemerintah harus segera klarifikasi dan tarik draf naskah yang beredar tersebut, serta mengusut motif tidak dicantumkannya Hadratus Syekh Hasyim Asyari," pungkasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya