Berita

Ilustrasi/Net

Suluh

Awas Serangan Balik, Jangan Terburu-Buru Buka Sekolah Tatap Muka

JUMAT, 02 APRIL 2021 | 14:26 WIB | OLEH: AZAIRUS ADLU

PANDEMI Covid-19 yang hingga kini belum usai membuat seluruh dunia harus putar otak mencari strategi terbaik untuk menyelamatkan rakyat dan negara dari dampak virus.

Meski kini sudah ditemukan sejumlah vaksin untuk menangkal virus tersebut, namun nyatanya pandemi belum bisa diatasi secara signifikan. Meski memang tingkat penyebaran orang yang terpapar tak secepat dulu, tapi masih banyak juga yang terpapar.

Bahkan, virus laknat tersebut sembat bermutasi, menjadi varian baru yang lebih kuat.


Bicara soal pandemi, akan bermuara pada dampaknya bagi kehidupan, yang paling terasa yakni ekonomi ambruk, korporasi yang tak kuat gulung tikar, banyak orang kehilangan pekerjaan, pendapatan negara menyusut tajam.

Rakyat berjibaku mencari penghasilan sembari digentayangi bahaya kesehatan.
Tak hanya itu, kualitas pendidikan pun menurun. Pasalnya, anak sekolah dan mahasiswa dipaksa libur sementara, kemudian, agar tak tertinggal, pelajaran diadakan secara daring, namun tingkat efektivitas sekolah daring ini kurang.

Banyak orang tua yang mengeluh soal belajar daring ini, pun demikian dengan para siswa, mereka merasa kurang. Demikian juga para tenaga pengajar. Intinya daring tidak seefektif, senyaman belajar tatap muka.

Pemerintah pun mendengar keluhan-keluhan ini, Mendikbud Nadiem Makarim pun berjanji akan segera meramu kebijakan dan aturan-aturan agar belajar tatap muka di sekolah, di kampus bisa kembali dilakukan, tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan.

Akhirnya keluarlah SKB 4 Menteri yang mengizinkan sekolah tatap muka, sembari memberikan vaksinasi kepada para pengajar, kapasitas sekolah hanya 50 persen, dan aturan-aturan lain.

Meski demikian, kebijakan ini dinilai sejumlah kalangan terlalu cepat. Pasalnya, pemerintah tidak membeberkan data berapa persen tenaga pengajar yang sudah divaksinasi.

Hal tersebut menjadi vital karena bila belum memenuhi target vaksinasi lalu sekolah dipaksa dibuka, ini justru akan menjadi bumerang, yang ada bukan dapat ilmu, justru nanti tecipta klaster baru penyebaran Covid-19 dari sekolah dan kampus.

Kiranya Indonesia perlu belajar dari negara lain, Perancis misalnya, kini negara yang tenar dengan Menara Eiffel itu kembali melakukan lockdown, setelah sebelumnya melakukan pelonggaran, membuka kembali sekolah-sekolah.

Negara pimpinan Presiden Prancis Emmanuel Macron lockdonw kembali, hal tersebut lantaran Perancis diserang gelombang ketiga pandemi, lalu program vaksinasi baru mencapai 12 persen dari populasi.

Hal itu membuat lockdown menjadi masuk akal, ketimbang mengambil risiko fasilitas kesehatan kolaps karena tak bisa menampung pasien Covid-19.
Perancis yang secara geografis lebih kecil, secara penduduk tak sebanyak Indonesia saja gagal, lalu Indonesia bagaimana?

Sudah jelas, faktor utama Perancis lockdown karena vaksinasi yang masih minim. Oleh karena itu, sebaiknya Jokowi sebagai Presiden menunda niat para pembantunya untuk membuka kembali sekolah.

Lanjutkan program vaksinasi hingga 60 persen dari populasi, setelah itu mari dibicarakan soal pelonggaran-pelonggaran. Tak hanya buka sekolah, mungkin sektor yang lain juga bisa dinormalisasi.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya