Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo/Net
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menawarkan kepada anak laki-laki dari Kosmas, petugas satpam penghadang pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, untuk menjadi polisi.
Hal ini sebagai bentuk apresiasi terhadap aksi Kosmas menghadang pasutri bomber bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.
"Iya (anak laki-laki Kosmas ditawari Kapolri menjadi polisi). Itu sebagai apresiasi Kapolri terhadap keberanian Pak Kosmas," ujar Kapolda Sulsel Irjen Merdisyam kepada wartawan di Makassar, Rabu (31/3).
Merdisyam mengatakan semua pihak mengapresiasi Kosmas, termasuk dirinya.
Dia menyebut keberanian Kosmas memberi dampak yang sangat signifikan karena bisa meminimalkan jumlah korban.
"Kalau saja tidak ada orang seperti Pak Kosmas, itu ceritanya akan berbeda," kata Merdy.
Oleh karena itu, Merdisyam meminta semua pihak belajar dari keberanian Kosmas.
Dia menyebut keamanan memang bukan hanya menjadi tugas polisi semata.
Masyarakat juga harus mengambil peran sebagai tanggung jawab bersama.
"Upaya yang dilakukan pihak keamanan Gereja Katedral dan tempat-tempat lainnya itu sebenarnya sudah sangat baik karena ada petugas gereja itu yang siap siaga yang mengantisipasi," jelasnya.
"Sehingga seperti kemarin dengan keberaniannya dengan ketelitiannya bisa menahan si pelaku ini masuk dan kita bisa bayangkan kalau pihak gereja tidak menyiapkan keamanan internal seperti itu," sambung Merdisyam.
Sementara itu, pihak keluarga turut membenarkan anak laki-laki Kosmas ditawari menjadi polisi.
Anak laki-laki Kosmas tersebut diketahui bernama Frengki.
"Frengki, mahasiswa itu di UKIP (Universitas Kristen Indonesia Paulus) Makassar," kata Jon, selaku adik kandung Kosmas.
Seperti diketahui, aksi Kosmas yang berani menghadang pasangan suami istri (pasutri) pelaku bom bunuh diri untuk masuk ke dalam Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3), menuai banyak pujian.
Pasalnya, korban akibat bom bunuh diri tersebut bisa saja memakan korban jiwa selain pelaku.
Kapolri Listyo sendiri pun memang telah menyampaikan rasa terima kasih kepada Kosmas (51), petugas penghadang pelaku bom bunuh diri masuk ke Gereja Katedral Makassar.
Kosmas saat itu harus menderita luka bakar imbas serpihan bom bunuh diri.