Berita

Eks Koordinator Divisi Politik Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz dalam diskusi virtual MMD Institute bertajuk 'Menguji Daya Tahan Demokrasi', Sabtu (27/3)/Repro

Politik

Dua Komisioner KPU Yang Ditersangkakan Polres Boven Digoel Jadi Contoh Sebab Indeks Demokrasi Indonesia Turun

SABTU, 27 MARET 2021 | 12:46 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Penegakan hukum yang terjadi dalam kaitannya dengan Pilkada Serenatak 2020 dinilai menjadi salah satu contoh sebab indeks demokrasi Indonesia menurun, menurut banyak lembaga dunia.

Eks Koordinator Divisi Politik Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz mengatakan, dirinya mendapat informasi bahwa dua komisioner Komisi Pemilihan umum (KPU), ditetapkan sebagai tersangka, karena meminta jajaran KPUD Bovel Digoel mendiskualifikasi satu calon yang tidak memenuhi syarat.

"Hari ini kami mendapat informasi, di persidangan sebelumnya dua Komisioner KPU, Pak Hasyim Asyari dan Arief Budiman ditetapkan sebagai tersangka," ujar Donal dalam diskusi virtual MMD Institute bertajuk 'Menguji Daya Tahan Demokrasi', Sabtu (27/3).

Donal menilai, penegakan hukum terkait Pilkada Boven Digoel ini sudah kebablasan. Karena pada faktanya, KPU RI telah berbuat benar karena memerintahkan KPUD setempat mendiskualifikasi Yusak Yaluwo yang merupakan mantan narapidana korupsi, namun ketika mencalonkan dia belum melewati masa jeda 5 tahun, sebagaimana aturan yang ditetapkan KPU.

"Ini ironis ketika KPU RI mengirimkan surat ke KPU Boven Digoel untuk melakukan diskualifikasi ke Yusak, mantan narapidana korupsi, yang belum lima tahun melewati masa jeda," ucap Donal.

"Tidak boleh penyelenggara pemilu yang beritikad baik, karena paslon tertentu belum jeda, ditersangkakan. Dari kompetensi yuridiksi ini seharusya tidak boleh dilakukan penyelenggara negara. Indeks demokrasi kita menurun juga karena penegakan hukum," tandasnya.

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Dirjen Anggaran Kemenkeu Jadi Tersangka, Kejagung Didesak Periksa Tan Kian

Sabtu, 08 Februari 2025 | 21:31

Kawal Kesejahteraan Rakyat, AHY Pede Demokrat Bangkit di 2029

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:55

Rocky Gerung: Bahlil Bisa Bikin Kabinet Prabowo Pecah

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:53

Era Jokowi Meninggalkan Warisan Utang dan Persoalan Hukum

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:01

Tepis Dasco, Bahlil Klaim Satu Frame dengan Prabowo soal LPG 3 Kg

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:50

Dominus Litis Revisi UU Kejaksaan, Bisa Rugikan Hak Korban dan tersangka

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:28

Tarik Tunai Pakai EDC BCA Resmi Kena Biaya Admin Rp4 Ribu

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:16

Ekspor Perdana, Pertamina Bawa UMKM Tempe Sukabumi Mendunia

Sabtu, 08 Februari 2025 | 18:41

TNI AL Bersama Tim Gabungan Temukan Jenazah Jurnalis Sahril Helmi

Sabtu, 08 Februari 2025 | 18:22

Penasehat Hukum Ungkap Dugaan KPK Langgar Hukum di Balik Status Tersangka Sekjen PDIP

Sabtu, 08 Februari 2025 | 17:42

Selengkapnya