Berita

Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto/Net

Politik

Wacana Duet Jokowi-Prabowo, CSIS: Isunya Berubah Dan Bukan Polarisasi

RABU, 24 MARET 2021 | 19:27 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Isu politik ke depan diprediksi tidak lagi soal polarisasi. Sebab, ke depan tantangan politik Tanah Air akan berbeda pasca Pilpres 2019 lalu.

Demikian disampaikan Department of Politics and International Relations, CSIS, Arya Fernandez menanggapi wacana penambahan masa jabatan presiden tiga periode dan menduetkan Joko Widodo-Prabowo Subianto pada Pilpres 2024.

Dia melihat, tantangan politik ke depan lebih kepada isu kesehatan lantaran adanya pandemi Covid-19, urbanisani atau meningkatnya jumlah populasi di daerah urban, perubahan iklim, isu lingkungan, dan beberapa lainnya.


Arya pun memandang, setelah melewati pemilu kompetitif dari dua pemilu terakhir, suasana politik ke depan akan berbeda dan tak lagi berkutat pada polarisasi.

Perubahan kepemimpinan politik di level global, misalnya, pemimpin populis yang rasis di beberapa tempat kalah. Hal ini juga diyakini akan memengaruhi peta politik domestik di banyak negara.

"Jalan keluar dari polarisasi dengan menambah durasi masa jabatan menjadi tiga periode adalah jalan pintas, padahal banyak cara," tegas Arya Fernandez dalam Forum Diskusi Denpasar-12 bertajuk 'Membedah Wacana atas Amandemen Terbatas UUD 1945' secara virtual, Rabu (24/3).

Menurutnya, polarisasi bisa dicegah dengan merevisi terbatas UU Pemilu, penurunan syarat pengajuan calon presiden, memperbaiki mekanisme politik, penegakan hukum, termasuk mengatur terkait kampanye.

Arya Fernandez bersama Pemimpin Redaksi Kantor Berita Politik RMOL Ruslan Tambak hadir sebagai penanggap dalam diskusi Forum Diskusi Denpasar 12 tersebut.

Adapun narasumber lain dalam diskusi tersebut yakni Wakil Ketua MPR, Rerie Lestari Moerdijat, gurubesar FISIP Universitas Indonesia Prof. Valina Singka, pakar hukum tata negara Universitas Pasundan Atang Irawan, dan Direktur Eksekutif Indobarometer Muhammad Qodari, serta closing remarks wartawan senior Saur Hutabarat.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya