Berita

Presiden Michel Aoun/Net

Dunia

Kisruh Pemerintahan Baru Lebanon, Tiga Mantan Perdana Menteri Kritik Michel Aoun Atas Dugaan Permalukan Hariri

RABU, 24 MARET 2021 | 09:50 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Tiga mantan Perdana Menteri Lebanon, Fouad Siniora, Tammam Salam, dan Najib Mikati mengeluarkan pernyataan bersama pada Selasa (23/2) waktu setempat. Isinya menyesalkan perlakuan Presiden Michel Aoun terhadap Perdana Menteri Saad Hariri dan menuduhnya mengesampingkan konstitusi negara.

Ketiganya mengatakan Aoun ingin mempermalukan Hariri dan berusaha mendorongnya untuk berhenti membentuk pemerintahan.

"Kepastian Hariri pada proposal pembentukan pemerintahnya bukanlah kasus sikap keras kepala atau berlebihan, tetapi tanggapan atas apa yang diinginkan rakyat Lebanon dan teman-teman Lebanon di dunia," kata pernyataan itu, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Rabu (24/3).

Menurut konstitusi Lebanon, tidak ada tenggat waktu tetap bagi perdana menteri yang ditunjuk untuk membentuk pemerintahan, di mana Hariri dapat memutuskan apakah akan mundur atau tetap pada usulan pemerintahnya.

Pada hari Senin (22/3), Hariri mengatakan bahwa dia menolak proposal Aoun untuk membentuk pemerintahan yang menyarankan untuk menawarkan sepertiga dari kursi kabinet kepada partainya, Gerakan Patriotik Merdeka.

Dengan sepertiga kursi kabinet, berarti memiliki pemblokiran dan hak veto atas keputusan dan kebijakan pemerintah.

Ketiga mantan perdana menteri juga menegaskan kembali penghormatan mereka terhadap konstitusi Lebanon dan pakta nasional Perjanjian Taif.

Perjanjian Taif 1989, yang mengakhiri perang saudara Lebanon (1975-1990), menetapkan formula pembagian kekuasaan berdasarkan kuota yang membagi posisi utama antara tiga komponen utama - Kristen, Sunni, dan Syiah.

Pernyataan itu menambahkan bahwa upaya untuk menempatkan situasi di Lebanon dalam konteks sektarian tidak akan berhasil dan menyerukan untuk mengambil langkah-langkah menuju pembentukan pemerintahan penyelamatan.

Sejauh ini belum ada tanggapan dari Kepresidenan Lebanon atas pernyataan tersebut.

Lebanon menghadapi krisis ekonomi yang parah dan kemerosotan kondisi kehidupan, dengan pound Lebanon kehilangan hampir semua nilainya terhadap dolar AS.

Jalan-jalan di seluruh negeri telah diblokir oleh protes dan aksi unjuk rasa selama sebulan terakhir karena situasi saat ini, yang merupakan yang terburuk bagi rakyat Lebanon sejak berkecamuknya perang saudara.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

UPDATE

Kini Jokowi Sapa Prabowo dengan Sebutan Mas Bowo

Minggu, 28 April 2024 | 18:03

Lagi, Prabowo Blak-blakan Didukung Jokowi

Minggu, 28 April 2024 | 17:34

Prabowo: Kami Butuh NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:15

Yahya Staquf: Prabowo dan Gibran Keluarga NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:01

Houthi Tembak Jatuh Drone Reaper Milik AS

Minggu, 28 April 2024 | 16:35

Besok, MK Mulai Gelar Sidang Sengketa Pileg

Minggu, 28 April 2024 | 16:30

Netanyahu: Keputusan ICC Tak Membuat Israel Berhenti Perang

Minggu, 28 April 2024 | 16:26

5.000 Peserta MTQ Jabar Meriahkan Pawai Taaruf

Minggu, 28 April 2024 | 16:20

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Diperkirakan Mundur dalam Waktu Dekat

Minggu, 28 April 2024 | 16:12

Istri Rafael Alun Trisambodo Berpeluang Ditersangkakan

Minggu, 28 April 2024 | 16:05

Selengkapnya