Berita

Armida Salsiah Alisjahbana, Wakil Sekretaris Jenderal PBB dan Sekretaris Eksekutif Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik/Net

Dunia

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Memandu Asia-Pasifik Untuk Kembali Membangun Dengan Lebih Baik

SELASA, 23 MARET 2021 | 08:59 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Komisi Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Asia dan Pasifik (ESCAP) dalam laporan terbarunya mengenai Kemajuan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) Asia dan Pasifik 2021, menyatakan bahwa Kawasan Asia-Pasifik gagal mencapai tonggak tahun 2020 untuk mencapai Tujuan, bahkan sebelum memasuki pandemi Covid-19.

Wakil Sekretaris Jenderal PBB dan Sekretaris Eksekutif Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik, Armida Salsiah Alisjahbana mengatakan, bahwa krisis Covid-19 telah menimbulkan ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap pembangunan di kawasan Asia-Pasifik.  

"Namun begitu, saat ini kami memiliki kabar baik bahwa kami tahu cara mengatasi tantangan ini. Pemulihan dari pandemi dan upaya global kami untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (SDGs) pada  2030 harus berjalan seiring," ujarnya dalam artikelnya di IPS Inter Pers.


Kawasan ini harus mempercepat kemajuan di mana-mana dan segera membalikkan tren penurunannya pada banyak Tujuan dan target untuk mencapai ambisi Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Banyak tantangan yang dihadapi di Kawasan, seperti menyediakan tenaga perawatan kesehatan yang memadai, mengurangi kematian dini, dan meningkatkan kesehatan mental. Menurut Armida, saat menemukan jalan keluar dari pandemi ini, fokusnya adalah upaya pada pertumbuhan yang lebih adil dan lebih hijau.

Arminda menggarisbawahi bahwa lingkungan dan kelompok populasi yang paling rentan seharusnya tidak dikorbankan untuk ambisi ekonomi dan industrialisasi.

Pengamatan paling mengkhawatirkan dalam laporan ESCAP yang baru adalah kemunduran tren aksi iklim  (Goals 13) dan kehidupan di bawah air (Goals 14).

"Wilayah Asia-Pasifik bertanggung jawab atas lebih dari setengah emisi gas rumah kaca global," ujar Armida.

Dampak merugikan dari bencana alam terhadap manusia dan perekonomian meningkat dari tahun ke tahun. Kualitas lautan terus memburuk karena aktivitas manusia yang tidak berkelanjutan, dan keuntungan ekonomi dari perikanan berkelanjutan menurun.

"Pandemi Covid-19 adalah sinyal mendesak lainnya bahwa konsumsi dan produksi kita yang tidak berkelanjutan memberikan tekanan yang tak tertahankan pada ekosistem. Kecuali jika ada perubahan transformatif menuju masa depan yang berkelanjutan, pandemi akan lebih sering muncul, dengan lebih banyak kerusakan pada masyarakat dan ekonomi kita."

Konservasi satwa liar dan ekosistem sangat penting untuk mencegah pandemi di masa depan dan penularan penyakit dari hewan ke manusia.

"Terlalu dini untuk melihat dampak nyata dari pandemi Covid-19 terhadap kemajuan menuju SDGs. Namun, studi awal dari badan-badan PBB di kawasan Asia-Pasifik menunjukkan tidak ada satupun Goal yang aman dari dampak negatif pandemi. Secara khusus, tujuan SDGs 'tidak meninggalkan siapa pun' dalam risiko tinggi."

Sayangnya, evaluasi yang kuat atas kemajuan SDGs terganggu oleh kurangnya data. Ketersediaan data tentang indikator telah meningkat di kawasan ini dalam beberapa tahun terakhir karena lebih banyak negara memprioritaskan SDGs.

Data awal menunjukkan bahwa ibu dan anak, pelajar, pekerja informal, orang miskin, lansia, pengungsi dan pencari suaka sangat rentan. Secara bersamaan, meski ada penurunan jangka pendek dalam polusi udara selama penguncian yang ketat, dampak lingkungan negatif pandemi telah muncul. Selain itu, terdapat kekhawatiran bahwa resesi ekonomi yang disebabkan oleh Covid-19 dapat menyebabkan penurunan investasi dalam melindungi lingkungan alam.

"Langkah-langkah pemulihan adalah kesempatan yang sangat baik bagi kami untuk memikirkan kembali opsi kami untuk jalur pembangunan yang inklusif dan lebih tangguh. Saat kita memasuki Dekade Aksi untuk mewujudkan Agenda 2030, kita perlu memperkuat komitmen kolektif kita pada SDG dan kembali membangun bersama dengan lebih baik lagi," tutup Arimida.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya