Berita

Ketua MUI Jatim, KH Hasan Mutawakkol Alallah/Ist

Nusantara

MUI Jatim Pastikan Vaksin AstraZeneca Halal

SELASA, 23 MARET 2021 | 00:07 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Fatwa halal terkait vaksin AstraZeneca juga dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur.

Penegasan ini dikatakan langsung oleh Ketua MUI Jatim KH Mutawakil Allallah. Katanya vaksin AstraZeneca halal.  

Sebelum memberikan pernyataan, Kiai Mutawakkil ikut mendampingi Presiden Jokowi yang melihat langsung pelaksanaan vaksinasi perdana AstraZeneca di Sidoarjo, Senin (22/3).


Menurut Mutawakil yang tadi juga mengikuti vaksinasi AstraZeneca, para kyai sepuh yang ada di Jatim pemangku Pondok Pesantren (Ponpes) telah sepakat bahwa vaksin AstraZeneca halal.

"Pagi tadi pernyataan vaksin ini halalan thoiyibah diucapkan para ulama sepuh pada Presiden Jokowi, ketika pagai tadi mengundang para kyai sebelum berangkat ke areana ini," ujar Kiai Mutawakkil seperti diberitakan Kantor Berita RMOLJatim.

Menurut Pimpinan Ponpes Zainul Hasan Genggong Probolinggo itu, para ulama sepuh sepakat bahwa vaksin ini digunakan sebagai ikhtiar pemerintah dalam rangka meningkatkan imun dan menjaga jiwa dan keselematan masyarakat Indonesia.

"Tidak ada penerintah yang akan menjerumuskan dan mengkorbankan rakyatnya dalam kondisi pandemi Covid saat ini," ungkapnya.

Mantan Ketua PWNU Jatim dua periode ini juga mengucapkan terima kasih kepada Presiden yang akan memberikan para santri dan pengajar di Ponpes, serta para takmir dan marbot di Jatim yang akan menerima vaksin AstraZeneca ini.

"Juga tidak lupa kita ucapkan tetima kasih pupa pada Gubernur Khofifah yang telah turut serta mengupayakan agar kalangan pesantren, Takmir dan marbot masjid di Jatim untuk mendapatkan vaksin Covid," pungkasnya.

Sementara di sekertariat MUI Jatim, Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur (Jatim), KH Makruf Chozin juga memastikan bahwa vaksin AstraZeneca halal.

Makruf mengakui bahwa ada sejumlah perbedaan pendapat dari pakar soal Vaksin AstraZeneca.

Kata Ma'ruf, ada yang menyebut kalau bahan yang dipakai tercampur benda haram. Ada pula yang menyebut bahan haram itu digunakan untuk mengembangbiakkan bakteri dalam vaksin saja.  

Bahkan dalam mahzab yang ada, Makruf membeberkan ada perbedaan. Menurut mahzab Imam Syafii, benda mendapat najis tetap akan najis. Sedangkan mahzab Imam Hanafi jika sudah berubah fungsinya maka hukumnya juga berubah seperti analogi buah anggur.

Saat masih buah disebut suci, sewaktu jadi minuman anggur mengandung alkohol dikategorikan haram. Ketika jadi cuka, maka halal lagi.

"Analogi kami awalnya virus adalah suci, terus ada pencampuran benda najis, kemudian diangkatjadi vaksin berarti sudah halal lagi," katanya.

Jika merujuk anjuran MUI Pusat, lanjut Makruf, vaksin AstraZeneca masuk kategori halal selama dalam kondisi darurat.

Saat ini hanya ada dua vaksin yang jumlahnya terbatas untuk mengakhiri kondisi pandemik Covid-19. Yakni Sinovac dan AstraZeneca.

"Dan MUI Jatim menegaskan tetap halal meski tidak dalam kondisi darurat. Para kiyai dan ulama kita tidak masalah dan nyatakan halal," ungkapnya.

Untuk menunjukkan kehalalan vaksin ini, kata Makruf, juga sudah dibuktikan dengan adanya tujuh kiai yang mengikuti pencanangan vaksinasi di Sidoarjo hari injn

"Kiai Muttawakil (Ketua MUI Jatim, KH Ketua Hasan Mutawakkil Alallah) sudah divaksin (AstraZeneca). Kata beliau vaksin ini halal," pungkasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya