Berita

Ilustrasi petani garam di Indonesia/Net

Politik

Prof Misri Gozan: Kelembapan Tinggi, Mayoritas Wilayah Indonesia Tidak Cocok Untuk Garam

SABTU, 20 MARET 2021 | 02:30 WIB | LAPORAN: DARMANSYAH

Gurubesar Teknik Kimia dari Universitas Indonesia, Prof. Misri Gozan menyatakan bahwa mayoritas wilayah Indonesia memiliki tingkat kelembaban yang tinggi yakni 50 persen-90 persen.

“Makin tinggi angka humiditas maka makin sulit melakukan penguapan air laut,” ucap Prof Misri, Jumat (19/3).

Menurutnya, Indonesia dibandingkan dengan negara lain, negara-negara Australia, China, dan India diuntungkan dengan tingkat kelembaban yang sangat rendah (20 persen-30 persen).

“Keuntungan ini digunakan negara tersebut untuk produksi garam,” ujarnya.

Dia menjelaskan, ada wilayah Indonesia yang cocok untuk menghasilkan garam. Daerah terbaik untuk produksi garam di lahan terbuka adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Provinsi tersebut memiliki tingkat kelembaban yang sangat rendah dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia.

“Selain tingkat kelembaban, waktu musim kering lebih panjang di NTT,” ujarnya.

Dia juga menjelaskan bahwa ada metode pengolahan garam di Indonesia yang dapat menghasilkan garam untuk kebutuhan industri. Untuk menghasilkan garam bermutu, panen garam bisa dilakukan setelah lahan garam terbentuk tumpukan garam (salt crystal table) yang cukup tinggi.

“Pengelolaan dimulai dari penyediaan air baku (air tua) yang bersih untuk menghasilkan garam kadar NaCl lebih dari 96 persen,” katanya.

Dia menjelaskan mayoritas pengolahan lahan garam pada saat ini dilakukan secara tradisional dengan lahan yang sempit. Lahan tersebut digunakan bergantian dengan tambak udang/bandeng hingga sawah padi. Pada saat panen, para petani garam tidak sabar menunggu menuai garam yang masih kotor.

Hal ini karena petani garam terdesak untuk pemenuhan uang untuk kebutuhan rumah tangga, karena umumnya petani garam menyewa lahan (hutang) dan sudah terikat ijon dengan pihak-pihak tertentu.

“Di sisi lain, sering pengijon tidak menghargai pula perbedaan garam baik dengan garam mutu rendah dengan kadar NaCl kurang dari 90 persen,” tutupnya.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

Anis Matta hingga Fahri Hamzah Hadir di Pelantikan Pengurus Partai Gelora 2024-2029

Sabtu, 22 Februari 2025 | 15:31

Fitur Investasi Emas Super Apps BRImo Catatkan Transaksi Rp279,8 miliar

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:48

Adian Napitupulu hingga Ahmad Basarah Merapat ke Rumah Megawati

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:35

Muslim LifeFair Bantu UMKM Kota Bekasi Naik Kelas

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:28

AS Ancam Cabut Akses Ukraina ke Starlink jika Menolak Serahkan Mineral Berharga

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:12

Kapolri Terbuka dengan Kritik, Termasuk dari Band Sukatani

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:58

Himbara Catat Kinerja Solid di Tengah Dinamika Ekonomi Global

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:56

Mendagri: Kepala Daerah Bertanggung Jawab ke Rakyat, Bukan Partai

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:21

Jual Ribuan Konten Porno Anak Via Telegram, Pria Ini Diringkus Polisi

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:11

Trump Guncang Pentagon, Pecat Jenderal Brown dan 5 Perwira Tinggi Sekaligus

Sabtu, 22 Februari 2025 | 12:36

Selengkapnya