Berita

Jaya Suprana saat bersama Presiden Joko Widodo/Ist

Jaya Suprana

Cinta Produk Indonesia, Benci Produk Asing

KAMIS, 18 MARET 2021 | 22:32 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

DI tengah suasana banjir vaksin corona buatan luar negeri melanda bumi Indonesia, imbauan Presiden Jokowi agar masyarakat Indonesia cinta produk Indonesia sambil benci produk asing terasa relevan.

Para warga Indonesia, termasuk saya yang memang sudah cinta produk Indonesia menyambut imbauan Presiden Jokowi secara penuh gelora semangat nasionalisme bahkan patriotisme yang menyala berkobar-kobar.

Pro


Saya setuju imbauan Presiden Jokowi agar bangsa Indonesia mengutamakan produk dalam negeri sendiri. Presiden Jokowi melanjutkan semangat Pak Harto mengajak bangsa Indonesia mencintai produk dalam negeri Indonesia sendiri.

Gerakan cinta produk dalam negeri Indonesia yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi merupakan penyadaran kepada bangsa Indonesia bahwa di samping obat produk farmasi yang 90% bahannya impor dari luar negeri, sebenarnya masih ada jamu sebagai mahakarya peradaban kesehatan warisan kearifan kakek-nenek moyang bangsa Indonesia jauh sebelum obat farmasi dipaksakan oleh kaum penjajah untuk masuk, bahkan menguasai sistem pelayanan kesehatan di persada Indonesia yang dahulu disebut sebagai Hindia-Belanda oleh kaum penjajah yang berasal dari Kerajaan Belanda.

Dalam menghadapi globalisasi sebagai kedok neo-imperialisme melalui jalur ekonomi yang dapat dipastikan lebih menguntungkan negara kuat-ekonomi ketimbang negara lemah-ekonomi, imbauan Presiden Jokowi merupakan benteng kedaulatan dan ketahanan ekonomi nasional.

Bung Karno pasti bangga apabila bangsa Indonesia terbukti mampu berdikari dan mandiri demi menegakkan pilar-pilar kedaulatan ekonomi nasional bangsa, negara dan rakyat Indonesia.

Kontra

Namun wajar bahwa imbauan Presiden Jokowi agar rakyat Indonesia cinta produk Indonesia, benci produk asing disambut tidak terlalu antusias oleh para importir produk asing mau pun produsen produk asing yang masuk ke pasar domestik Indonesia.

Mereka yang sudah teken kontrak pembelian vaksin corona yang semuanya buatan luar negeri jelas terkejut mendengar imbauan presiden Jokowi agar rakyat Indonesia benci produk asing. Dikuatirkan imbauan benci produk asing akan mengurangi omset dan dengan sendirinya, serta merta mengurangi profit para importir dan para produsen produk asing yang mengekspor produk mereka ke Indonesia.

Imperialisme gaya baru didukung oleh apa yang disebut sebagai globalisasi sudah terlanjur berjaya menciptakan ekosistem ekonomi dunia yang mengabsahkan bahkan mewajibkan ketergantungan negara lemah ekonomi kepada negara kuat ekonomi.

Boleh saja rakyat Indonesia benci asing namun mulai dari bahan industri farmasi sampai industri otomotif mau internet sampai game sudah terlalu dikuasai  produk asing. Bahkan tenaga kerja asing sudah menjadi bagian hakiki yang melekat pada realita ketenagakerjaan nasional Indonesia. Wajar apabila para pencinta produk asing merasa hak asasi mereka memilih produk asing dilanggar.

Suri Teladan

Maka lebih bijak apabila segenap warga Indonesia menunaikan jihad al nafs demi menaklukkan hawa nafsu konsumtif diri masing-masing.

Makin bijak apabila gerakan Cinta Produk Dalam Negeri dipelopori para tokoh pemerintah sebagai tokoh panutan seluruh rakyat Indonesia untuk lebih bangga mengenakan sepatu buatan Cibaduyut, celana dalam dan kaos singlet atau beha buatan Tangerang atau Sidoarjo, baju batik made in Solo atau Pekalongan atau Cirebon atau kota mana pun di persada Nusantara masa kini, menggemari musik kroncong, dangdut, campursari, e-sport pada PON hanya menggunakan game buatan putra-putri Indonesia sendiri saja, mengunjungi destinasi wisata di dalam negeri sendiri, menggemari gado-gado, pecel, rendang, soto, sate, nasi goreng sambil selalu menjaga kesehatan diri masing-masing dengan minum jamu. MERDEKA!

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Komisi V DPR: Jika Pemerintah Kewalahan, Bencana Sumatera harus Dinaikkan jadi Bencana Nasional

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:14

Woman Empower Award 2025 Dorong Perempuan Mandiri dan UMKM Berkembang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:07

Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi di Akhir Pekan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:58

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:44

DPR: Jika Terbukti Ada Penerbangan Gelap, Bandara IMIP Harus Ditutup!

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:24

Banjir Aceh, Untungnya Masih Ada Harapan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:14

Dana Asing Masuk RI Rp14,08 Triliun di Awal Desember 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:08

Mulai Turun, Intip Harga Emas Antam Hari Ini

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:03

Netflix Beli Studio dan Layanan Streaming Warner Bros 72 Miliar Dolar AS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:43

Paramount Umumkan Tanggal Rilis Film Live-Action Kura-kura Ninja Terbaru

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:35

Selengkapnya