Berita

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), Samuel F Silaen/Ist

Politik

Adu Jurus AHY Vs Moeldoko, Menang Jadi Arang Kalah Jadi Abu

MINGGU, 14 MARET 2021 | 17:37 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Adu kekuatan antara Demokrat sah kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan hasil 'KLB' yang menunjuk Moeldoko sebagai ketua umum makin panas usai adanya gugatan terhadap penggagas KLB Sibolangit.

Menurut Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), Samuel F Silaen, adu jurus dalam memenangi pertarungan politik dan opini publik sedang dimainkan oleh kedua kubu.

"Konflik partai politik Demokrat ini mengarah kepada hal yang tak dapat dijangkau oleh akal sehat yang logis. Misalnya, Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya akan santet dan kirimkan pasukan kebal dan sakti. Untuk apa semua itu?Apakah ini bagian dari gertakan seperti mengarah kepada peperangan kontak fisik?" ujar Samuel F Silaen, Minggu (14/3).

Ia menduga, konflik kepemimpinan partai yang telah mengantarkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai presiden dua periode itu tak akan berakhir dalam waktu dekat.

"Melihat semakin melebarnya spektrum pertempuran, ini akan memakan waktu lama karena sudah melibatkan dan meng-hire pihak-pihak yang dianggap penting dan dapat menambah amunisi kekuatan di kedua belah pihak semakin masif dan terbuka," papar alumni Lemhanas Pemuda tahun 2009 itu.

Ia melanjutkan, adu strategi di kedua belah kubu terlihat jelas dimainkan demi memperoleh keuntungan menuju kemenangan. Pola- pola yang sudah lazim digunakan untuk merebut simpati dan dukungan dari pihak-pihak tertentu pun turut diperlihatkan.

"Tinggal siapa yang paling tahan lama aja lagi ini. Melihat akhir dari sebuah konflik dalam sebuah organisasi, sama seperti pribahasa 'menang jadi arang kalah jadi abu'. Artinya siapa pun yang menang tentu saja rugi, ini hanya persoalan gengsi namun tujuan tidak tercapai karena yang kalah akan lari ke parpol lain," sambungnya.

Oleh karenanya, ia melihat konflik Demokrat seharusnya bisa diselesaikan dengan saling menurunkan ego masing-masing kelompok utuk mengambil jalan tengah.

"Kebuntuan politik harus dilakukan mediasi dan kompromistis di kedua kekuatan faksi politik yang ada untuk mencari formula penyelesaian perbedaan kepentingan kelompok atas kekuatan politik yang ada, bukan saling menegasikan. Maka, jangan heran pasca konflik selesai maka akan selesai juga semuanya," tandasnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya