Berita

Sarkofagus Karajia/Net

Jaya Suprana

Peradaban Berkelanjutan Sarkofagus Karajia

RABU, 10 MARET 2021 | 10:33 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

TANPA sedikit pun mengecilkan nilai spektakular keanekaragaman peradaban mahadahsyat Peru yang terkandung pada Macchu Pichu, Cusco, Arequipa, Caral Supe, geoglif Nazca, saya merasa tertarik untuk mempelajari peradaban Chachapoya.

Para Pendekar Awan


Suku Chachapoya dijuluki sebagai “Warriors of the Clouds” alias Para Pendekar Awan yang sempat gigih melawan Inka Empire pada abad XVI sebelum kaum konquistador dari Spanyol menjarah, menguasai kemudian menumpas penduduk pribumi Amerika Selatan.


Karena letak geografis yang relatif terpencil di kawasan pegunungan ketinggian 2.500 meter terlindung hutan belantara maka peradaban Chachapoya terawetkan sampai masa kini sebagai satu di antara segelintir peradaban penduduk asli pribumi yang masih bertahan hidup di Peru sampai masa kini.

Sarkofagus


Saya pribadi tertarik pada peradaban Chachapoya akibat dua hal. Pertama masyarakat Chachapoya hidup mandiri di wilayah terisolir dari Inka Empir.

Kedua adalah warisan kebudayaan Peru yang tersohor dengan sebutan Sarkofagus Karajia sehingga peradaban Chachapoya memiliki daya tarik geo-arkeologis tersendiri.

Sarkofagus Karajia bagi saya tidak kalah menarik ketimbang sarkofagus Mesir kuno karena bentuk rupa terutama pada bagian yang menampilkan wajah manusia memiliki kemiripan dengan patung-patung batu yang misterius berdiri tegak di Pulau Paskah di kawasan tengah Samudra Pasifik.

Peradaban Berkelanjutan


Dan juga tradisi kearifan leluhur masyarakat Chachapoya di Peru yang meletakkan sarkofagus berwajah manusia di tebing perbukitan memiliki kesejajaran sukma dengan tradisi kearifan leluhur masyarakat Toraja di Indonesia.

Sementara di sisi lain ada jalinan keterkaitan peradaban Toraja dengan Batak.

Sangat menarik bahwa garis peradaban berkelanjutan melalui arus angin dan arus air alami sebagai pendukung pelayaran pada hakikatnya dapat ditarik mulai dari masyarakat Chachapoya di Peru menyeberangi Samudra Pasifik ke Pulau Paskah lalu ke masyarakat Toraja di Sulawesi kemudian berlanjut ke masyarakat Batak di sekitar danau Toba di Sumatra.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Komisi V DPR: Jika Pemerintah Kewalahan, Bencana Sumatera harus Dinaikkan jadi Bencana Nasional

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:14

Woman Empower Award 2025 Dorong Perempuan Mandiri dan UMKM Berkembang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:07

Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi di Akhir Pekan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:58

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:44

DPR: Jika Terbukti Ada Penerbangan Gelap, Bandara IMIP Harus Ditutup!

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:24

Banjir Aceh, Untungnya Masih Ada Harapan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:14

Dana Asing Masuk RI Rp14,08 Triliun di Awal Desember 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:08

Mulai Turun, Intip Harga Emas Antam Hari Ini

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:03

Netflix Beli Studio dan Layanan Streaming Warner Bros 72 Miliar Dolar AS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:43

Paramount Umumkan Tanggal Rilis Film Live-Action Kura-kura Ninja Terbaru

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:35

Selengkapnya