Berita

Penyerahan buku "Masyarakat Pancasila" kepada masyarakat di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia/Ist

Nusantara

3 'Pusaka' Yang Tidak Boleh Ditinggalkan Tentara Selama Bertugas

SENIN, 08 MARET 2021 | 07:10 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Ada 3 “pusaka” yang harus terus dipegang setiap tentara di manapun mereka bekerja. Ketiga pusaka ini tidak boleh dilupakan, tidak boleh dilepaskan, dan tidak boleh digunakan secara ceroboh.

Ketiga pusaka itu adalah Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan 8 Wajib Prajurit. Ketiganya tidak boleh dilupakan ketika bertugas di manapun. Pengabdian tanpa kenal lelah kepada negara, bangsa, dan masyarakat adalah perwujudan dari ketiga “pusaka” ini.  

Demikian inti penegasan Pangdam VI/Mulawarman, Mayjen TNI Heri Wiranto, kepada pasukan Pos Komando Taktis (Kotis) Long Bagun, Mahakam Ulu, Kalimantan Timur menandai berakhirnya kunjungan kerja perbatasan ke Sektor Barat beberapa waktu lalu.


Kotis Long Bagun merupakan komando taktis yang pendukung operasi bagi pos-pos penjagaan di perbatasan Indonesia-Malaysia. Pernyataan tersebut ditegaskan oleh Heri Wiranto kepada pasukan Kotis yang berkekuatan 90 orang.

“Kalian hendaknya harus bekerjasama dengan masyarakat, menghormati mereka dan tidak membuat masalah bagi masyarakat. Jaga kehormatan bangsa dan negara karena pos penjagaan adalah wajah dari negara,” ujar Heri Wiranto, melalui keterangannya yang diterima Redaksi, Minggu (8/3).

Kunjungan ke perbatasan selama dua hari (1-2 Maret 2021) berawal dari Balikpapan menuju Long Bagun dengan menempuh jarak 148,2 NM atau 274,466 km dalam waktu 1 jam 40 menit.

Selain Mayjen TNI Heri Wiranto, rombongan kunjungan terdiri Danrem 092/Maharajalila Brigjen TNI Suratno, Asintel Kol Inf Nyamin, Aslog Kolonel Inf Yasa Susana, Waasops Letkol Inf Teguh Wiratama, dan dua alumni Lemhannas PPSA XXI AM Putut Prabantoro –Ketua Pelaksana Gerakan Ekayastra Unmada (Semangat Satu Bangsa) serta DR Caturida Meiwanto Doktoralina yang Dosen Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta.

Setiba di Long Bagun, Heri Wiranto dan rombongan disambut oleh Ketua Adat Dayak Kenyah Balan Tingai, Sekda Kabupaten Long Bagus Stephanus Madang, dan para tokoh masyarakat setempat. Sambutan kehormatan kepada rombongan dilakukan dengan pengalungan perhiasan dan pemasangan gelang khas dayak.

Perjalanan Heri Wiranto dilanjutkan ke Pos Titik U 444 dengan rombongan terbatas dan menempuh jarak 78,5 NM atau 145,382 km dalam waktu 55 menit.

Pos penjagaan ini hanya dapat dicapai dengan helikopter. Rombongan mendarat di helipad yang terbuat dari bantalan kayu. Helipad ini terletak persis pada sisi jurang tak berjarak.

Keahlian dan kemampuan pilot ketika mendaratkan helikopter di titik U444 sangat dibutuhkan. Kesalahan sekecil apapun dalam mendaratkan helikopter dapat mendatangkan bencana mengingat helipad berada di bibir jurang yang berada di ketinggian 2.000 meter.

Mengingat kondisi yang sangat berbeda dengan pos perbatasan lainnya, kepada para pasukan penjaga Heri Wiranto berpesan bahwa yang paling utama adalah setiap pejaga harus bertanggung jawab pada dirinya, yakni menjaga kesehatan dan harus pandai dalam mengisi kegiatan selama sembilan bulan bertugas.

Menurut Heri Wiranto, jika menderita sakit, evakuasi hanya bisa dilakukan dengan menggunakan helikopter yang dalam melaksanakan tugas sangat tergantung pada cuaca.

Heri Wiranto juga menjelaskan, meski ditinggal selama 9 bulan, keluarga menjadi tanggung jawabnya. Sehingga selaku Pangdam V/Mulawaman, Heri Wiranto akan melakukan komunikasi secara rutin dengan keluarga masing-masing anggota TNI.  

Pada hari kedua, peninjauan perbatasan dilanjutkan ke Long Ampung (Long Apung), Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, yang berjarak 71 NM atau 131,492 km dengan waktu tempuh 55 menit dari Long Bagun.

Berbeda dengan Titik U 444 yang hanya dikelilingi oleh hutan lebat, Pos Penjagaan Long Ampung berada di dekat masyarakat. Kondisi pos penjagaan Long Ampung jauh lebih baik karena ada berbagai kegiatan yang dapat dilaksanakan bersama masyarakat.

Bahkan tentara penjaga dapat memroduksi tempe dan tahu sendiri untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka dan sebagian bisa dijual. Kepandaian ini juga ditularkan kepada masyarakat setempat.

“Kalian harus bersyukur mendapat tugas jaga di Long Ampuh ini. Long Ampuh jauh lebih baik dibanding dengan Titik U 444 yang hanya dikelilingi ribuan hektare hutan lebat, tidak ada akses ke titik itu, tidak ada masyarakat yang tinggal, dan berada pada ketinggian 2.000 meter. Di sini kalian bisa berhubungan dengan keluarga melalui HP, sementara di U 444 tidak ada sinyal sama sekali,” terang Heri Wiranto.

Heri Wiranto juga menekankan arti penting bekerja bersama, tidak menyakiti hati rakyat, dan sekaligus bersama-sama masyarakat menjaga kehormatan negara. Masyarakat harus dibantu dalam melakukan kegiatan bersama agar terwujud kemanunggalan TNI dan Masyarakat.

Dalam kunjungan kerja ke perbatasan tersebut, Heri Wiranto dan rombongan juga mengadakan silaturahmi dengan Bupati Kutai Barat, FX Yapan dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda).

Jarak tempuh Long Bagun ke Sendawar, Kutai Barat adalah sejauh 56 NM atau 96,304 km dengan waktu tempuh 45 menit.

Dalam pidato sambutannya, Heri Wiranto menegaskan berdasarkan UU No. 34 Tahun 2004, kewajiban TNI untuk membantu dan bekerjasama dengan pemerintah daerah. Oleh karena itu kerjasama dan kordinasi yang solid di antara TNI dan pemerintah daerah menjadi kewajiban yang harus terwujud.

Tak lupa, dalam masing-masing kunjungan, AM Putut Prabantoro menyerahkan buku "Masyarakat Pancasila" di Long Bagun, Titik U 444, Sendawar Kutai Barat, dan Long Ampuh. Putut Prabantoro adalah editor buku "Masyarakat Pancasila" yang ditulis oleh sesepuh TNI almarhum Letjen TNI (Purn) Sayidiman Suryohadiprojo.

Pada 1-2 Maret 2021, Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Heri Wiranto dan rombongan mengadakan kunjungan kerja perbatasan RI-Malaysia sektor barat yang meliputi Pos Komando Taktis (Kotis) Long Bagun, Pos U444, dan Pos Long Ampuh, serta Kutai Barat.

Jika ditarik garis lurus, selama kunjungan ke perbatasan ini, Pangdam Mulawarman dan rombongan telah menempuh jarak total 708 NM atau 1.311,216 km.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya