Berita

Dirut PT Bio Farma, Honesty Basyir/Ist

Publika

Ambisi Vaksin Covid Bio Farma Dalam Timbunan Utang

MINGGU, 28 FEBRUARI 2021 | 02:47 WIB | OLEH: SALAMUDDIN DAENG

VAKSINASI telah dijadikan jurus kunci dalam memulihkan ekonomi Indonesia sekarang. Ujung tombak program vaksinasi adalah perusahaan BUMN induk holding Bio Farma persero.

Perusahaan yang dipimpin oleh mantan Dirut Keuangan PT Telekomonikasi Indonesia (2017) tampaknya ingin menunjukkan kompetensinya kepada Sinuhun, cari uang untuk membiayai produksi Vaksin Nusantara.

Mengapa cari uang? Karena BUMN Bio Farma sendiri tengah menghadapi masalah keuangan yang tidak ringan.


Tahun 2018 lalu perusahaan ini telah mengambil utang sangat besar. Salah satunya adalah dana sukuk. Bukan hanya jumlahnya yang besar, namun bunganya juga tertinggi di dalam jajaran domestik bond BUMN.

Bio Farma memiliki utang besar, tahun 2018 liabilitas perusahaan 1,5 triliun rupiah. Sebagian adalah utang dana sukuk 325 miliar rupiah dan 125 miliar rupiah dengan bunga 8,75%.

Masalah yang muncul kemudian adalah bond sukuk ini jatuh tempo tahun 2021. Sementara dalam upaya mendapat uang bagi pengadaan vaksin Bio Farma akan mengambil utang bank yakni PT Bank Danamon (BDMN) sebesar Rp 1,5 triliun dan pendanaan dari PT Maybank Indonesia sebesar Rp 2,68 trillun.

Utang yang diambil Bio Farma untuk pengadaan vaksin sangat besar. Sementara utang dana Sukuk sebelumnya sudah sangat besar.

Pertanyaannya, ambisi Bio Farma mengambil utang dana Sukuk dan dana bank untuk berbisnis dalam isu corona, apakah hal itu tidak membahayakan perusahaan?

Bayangkan saja Bio Farma harus mengadakan 180 juta vaksin yang 90% bahan bakunya diimpor, dibeli dengan dolar. Nilai pengadaan vaksin yang dijanjikan Bio Farma tidak kurang dari Rp 35 triliun. Dari mana Bio Farma akan memperoleh uang?

Konon ada dana yang disediakan APBN untuk pemberian vaksin gratis, kira-kira senilai 70 triliun rupiah. Tapi kita tahu bahwa pemerintah sekarang lagi susah uang. Apakah mungkin pemerintah mau membayar vaksin Bio Farma nantinya?

Kebiasaan selama ini, pemerintah malah berutang ke BUMN. Kalau pemerintah nanti tidak bayar, maka amblaslah Bio Farma ditelan ambisi vaksin dan ambisi utang sang Dirut.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya