Berita

Analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun/Repro

Politik

Ubedillah Badrun: Presidential Threshold Tidak Masuk Akal Di Tengah Kontestasi Pileg Yang Ada Parlementary Threshold

SABTU, 27 FEBRUARI 2021 | 16:30 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Partai yang mendapat legitimasi dari rakyat melalui proses pemilihan legislatif dicabut haknya karena ambang batas pencalonan presiden atau Presidential Trasehold (PT) sebesar 20 persen.

Demikian penilaian Ubedillah Badrun dalam diskusi virtual Progressive Democracy Watch bertajuk 'Maju Mundur Revisi UU Pemilu: Kepentingan Rakyat atau Kekuasaan?', Sabtu (27/2).

"Dari seluruh kajian politik, PT di tengah kontestasi politik yang Pilegnya sudah ada parlementary trasehold itu menjadi tidak punya argumen yang kokoh," ujar Ubedillah.

Dosen Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini menggunakan logika kronologis dalam menjabarkan kedudukan PT yang tidak tepat diberlakukan saat Pileg juga menetapkan ambang batas parlemen untuk partai bisa duduk di DPR.

"Pileg itu membuat terpilihnya anggota DPR. Anggota DPR yang terpilih dari partai, partainya harus lolos dari parlementary trasehold dengan angka 3,5 persen," kata Ubedillah.

Partai yang sudah dipilih rakyat secara langsung tersebut, menurut Ubedillah sudah memiliki legitimasi untuk memimpin, dan seharusnya memiliki hak untuk mencalonkan pemimpin tanpa harus membangun koalisi yang tujuannya untuk mencapai PT 20 persen.

"Dengan terpilih, partai-partai sudah memiliki legitimasi kuat dari rakyat tapi kemudian dipotong haknya, tidak punya hak untuk nyapres, harus koalisi mereka untuk mencapai 20 persen," ucap Ubedillah.

"Itu kan logikanya kacau. Jadi, legitmasi parti tidak diperhitungkan," tandasnya.

Populer

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Siapa Penantang Anies-Igo Ilham di Pilgub Jakarta?

Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

Sri Mulyani Serahkan Kenaikan PPN 12 Persen ke Pemerintahan Prabowo

Senin, 20 Mei 2024 | 20:02

HET Beras Bakal Naik Permanen Setelah 31 Mei Mendatang

Senin, 20 Mei 2024 | 19:57

MKD Imbau Masyarakat Tak Tergiur Beli Pelat DPR Palsu

Senin, 20 Mei 2024 | 19:54

HIPMI Minta Pemerintah Jangan Impor Saat Panen Raya Jagung

Senin, 20 Mei 2024 | 19:43

KPD: Persoalan Administratif di Bawaslu, Bukan Ranah MK

Senin, 20 Mei 2024 | 19:31

Partai Gelora Tolak Usulan Politik Uang Dilegalkan dalam Pemilu

Senin, 20 Mei 2024 | 19:31

HIPMI: BUMN Pangan dan Bulog Gagal Kelola Hasil Panen Jagung

Senin, 20 Mei 2024 | 19:15

Otak Branding "Gemoy" Sukses Bikin Forum Digital Marketing Pecahkan Rekor

Senin, 20 Mei 2024 | 19:07

Patuh Putusan PTUN, Nurul Ghufron Tegaskan Tak Akan Hadiri Sidang Dewas KPK

Senin, 20 Mei 2024 | 19:03

Pemerintah Harus Kembangkan Potensi Gen Z Sambut Bonus Demografi

Senin, 20 Mei 2024 | 18:59

Selengkapnya