Berita

Eks Menteri KKP, Edhy Prabowo, siap menghadapi kasus hukum yang menimpanya/RMOL

Hukum

Edhy Prabowo: Jangankan Dihukum Mati, Lebih Dari Itu Pun Saya Siap

SENIN, 22 FEBRUARI 2021 | 17:04 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Eks Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, menegaskan dirinya tak akan lari dari kasus hukum dalam izin ekspor benih bening lobster (BBL) yang kini tengah ditelisik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Bahkan, Edhy menyatakan siap dihukum mati, kalau memang dirinya dinyatakan bersalah.

Usai menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin sore (22/2), Edhy menyebut sebenarnya ada banyak peluang korupsi dibanding kebijakan baru yaitu ekspor benih lobster.


Edhy juga mengaku, andai dirinya mengetahui ada manuver anak buahnya terhadap kebijakan ekspor BBL, ia memastikan akan menghentikannya.

"Kalau saya tahu pasti sudah saya hentikan, saya larang," ujar Edhy kepada wartawan.

"Yang jelas di setiap kesempatan saya ingatkan mereka, untuk berhati-hati dan waspada setiap kegiatan. Jangan mau, apalagi disogok," sambungnya.

Edhy lantas membeberkan prestasinya selama menjadi Menteri KP. Di mana, dirinya berhasil mengeluarkan 4 ribu izin selama satu tahun menjabat.

"Bandingkan dengan sebelum, yang tadinya izin sampai 14 hari saya bikin satu jam. Tanya sama pelaku usahanya, tanya sama nelayannya, jangan tanya ke saya," katanya.

Namun demikian, Edhy mengaku siap bertanggungjawab atas tuduhan perbuatan suap terkait izin ekspor BBL.

"Sekali lagi kalau memang saya dianggap salah, saya tidak lari dari kesalahan, saya tetap tanggungjawab. Jangankan dihukum mati, lebih dari itu pun saya siap. Yang penting demi masyarakat saya," tegasnya.

Edhy juga menegaskan kalau yang diungkapkannya bukan bermaksud untuk menutupi kesalahan atau sebagai upaya menghindar dari hukuman.

"Silakan proses peradilan berjalan, makanya saya lakukan ini. Saya tidak akan lari, dan saya tidak bicara bahwa yang saya lakukan pasti bener, enggak," pungkasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

Dituding Biang Kerok Banjir Sumatera, Saham Toba Pulp Digembok BEI

Kamis, 18 Desember 2025 | 14:13

Kapolda Metro Jaya Kukuhkan 1.000 Nelayan Jadi Mitra Keamanan Laut Kepulauan Seribu

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:56

OTT Jaksa di Banten: KPK Pastikan Sudah Berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:49

Momen Ibu-Ibu Pengungsi Agam Nyanyikan Indonesia Raya Saat Ditengok Prabowo

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:41

Pasar Kripto Bergolak: Investor Mulai Selektif dan Waspada

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:31

Pimpinan KPK Benarkan Tangkap Oknum Jaksa dalam OTT di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:21

Waspada Angin Kencang Berpotensi Terjang Perairan Jakarta

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:02

DPR: Pembelian Kampung Haji harus Akuntabel

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:01

Target Ekonomi 8 Persen Membutuhkan Kolaborasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:58

Film TIMUR Sajikan Ketegangan Operasi Militer Prabowo Subianto di Papua

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:48

Selengkapnya