Berita

Presiden Jokowi bersama JK saat memimpin Indonesia/Net

Politik

Pukulan Telak Bagi Jokowi, Pernyataan JK Segaris Dengan Kecemasan Publik

SABTU, 13 FEBRUARI 2021 | 16:28 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Pernyataan Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dianggap selaras dengan kondisi publik yang cemas dengan sikap pemerintahan Joko Widodo terhadap para kritikusnya.

Demikian disampaikan aktivis, Andrianto saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (13/2).

Menurut Andrianto, Jusuf Kalla (JK) merupakan tokoh yang perjalanan politiknya unik. Pernah menjadi Wapres dua periode dengan presiden yang berbeda.


Bahkan kata Andrianto tidak semua orang bisa menempuh jenjang politik seperti yang dilakukan oleh Jusuf Kalla.

Terkait pernyataan bagaimana cara mengkritik agar tidak ditangkap, Andrianto meyakini JK sangat memahami kondisi publik Indonesia saat ini.

"Pernah berada di 2 pemerintahan tentu JK faham sikon (situasi kondisi) yang ada. Jadi ungkapan JK tentu segaris dengan kecemasan publik saat ini," demikian kata Andrianto.

Kata Andrianto, pernyataan JK merupakan pukulan telak bagi Jokowi. Sebabnya, mantan Ketua Umum Partai Golkar itu pernah jadi pendampingnya saat memimpin Indonesia pada periode pertama.

"JK tahu persis apa yang terjdi. Gejalanya memang sudah ke arah otoroterisme pemberamgusan suara kritis. Ini tentu pukulan keras dari JK yang pernah jadi wapresnya," demikian kata Andrianto.

Saat menjadi pembicara di acara "Mimbar Demokrasi Kebangsaan" yang digelar PKS, JK menyebut ktirik dari masyarakat acap kali berujung pelaporan ke pihak Kepolisian.

"Beberapa hari lalu Bapak Presiden mengumumkan silakan kritik pemerintah. Tentu banyak yang ingin melihatnya bagaimana caranya mengkritik pemerintah tanpa dipanggil polisi?" demikian kata JK.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya