Berita

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2015, Din Syamsuddin/Net

Politik

Dituding Radikal, YTI Pamerkan Seabrek Sepak Terjang Din Syamsuddin Dalam Perdamaian Dunia

SABTU, 13 FEBRUARI 2021 | 03:13 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Pelaporan terhadap Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2015, Din Syamsuddin ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) dengan dalih radikal merupakan tindakan berlebihan dan sangat tendensius.

Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Yayasan Tonggak Indonesia (YTI), Masmulyadi setelah mencermati laporan oleh Gerakan Anti Radikalisme Alumni Institut Teknologi Bandung (GAR ITB).

“Saat ini sedikit-sedikit orang saling melaporkan, padahal sepele yaitu perbedaan pandangan dan sikap politik. Termasuk pelaporan Pak Din,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Jumat (12/2).

Sikap lapor-melapor tersebut sama saja makin menurunkan kualitas demokrasi. Padahal, perbedaan pandangan adalah hal biasa dalam kehidupan politik dan demokrasi dan baiknya diselesaikan melalui proses dialog dan saling menyapa.

“Terlalu berlebihan jika kebiasaan saling melapor ini diteruskan dan semakin memperburuk kualitas demokrasi kita. Sebagai orang timur, mestinya yang dikedepankan itu dialog dan saling berkomunikasi agar persoalannya selesai," jelas Masmulyadi.

Ketua Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) periode 2006-2008 ini memandang, laporan GAR ITB adalah tindakan gegabah dan mencerminkan ketidakpahaman terhadap pikiran-pikiran Din Syamsuddin.

Padahal, Din Syamsuddin adalah tokoh perdamaian yang sudah banyak terlibat dalam berbagai kegiatan. Mulai dari World Conference on Religions for Peace (WCRP), aktif dalam misi perdamaian di Filipina Selatan sebagai member of International Contact Group for Peace (ICG) serta Rohingnya, Presiden Asia Committee on Religions for Peace (ACRP) serta penggagas Islam Wasathiyah.

“Mungkin mereka belum kenal Pak Din, sehingga menuduhnya radikal karena berbeda pendapat," tutupnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya