Yoshiro Mori, ketua panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020/Net
Kira-kira begitu kata yang cocok untuk menggambarkan nasib yang kini dialami oleh ketua panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020, Yoshiro Mori.
Pasca mendapat tekanan terus-menerus dari berbagai pihak setelah ia melontarkan kata-kata bernada seksis terhadap kaum perempuan, Mori akan melepaskan jabatannya itu pada Jumat (12/2) waktu setempat.
Dari kabar yang beredar, Walikota Desa Atlet Olimpiade Tokyo Saburo Kawabuchi digadang-gadang akan menggantikan posisi Mori, seperti dikutip dari
Aljazeera.
Kontroversi bermula saat Mori menghadiri rapat yang diselenggarakan dewan Komite Olimpiade awal pekan lalu. Saat itu, pria berusia 83 tahun tersebut menyatakan keengganannya untuk menambah jumlah anggota wanita dalam Komite Olimpiade, dan mengatakan bahwa mereka terlalu banyak bicara.
"Kalau menambah jumlah anggota wanita dalam dewan ini, kita harus memberi mereka batasan waktu bicara," ujar Mori saat itu.
"Mereka (wanita) sangat mengganggu karena kalau sudah bicara sulit berhenti. Untungnya, tujuh wanita yang ada di dewan memahami posisi mereka," ujarnya.
Sontak saja, pernyataan Mori mengundang berbagai reaksi yang luas di media sosial.
Gubernur Tokyo Yuriko Koike bahkan mengatakan Mori telah "membuat jijik banyak orang" dan bersumpah bahwa dia tidak akan ambil bagian dalam rapat perencanaan tingkat tinggi untuk Olimpiade minggu depan.
Mori sendiri telah menyadari kesalahannya dan langsung meminta maaf. Namun saat itu dia menolak untuk mengundurkan diri.
Komite Olimpiade Internasional juga menganggap masalah itu sudah ditutup, tetapi kemudian mengatakan pernyataan Mori sama sekali tidak pantas untuk dilakukan.