Berita

Presiden Recep Tayyip Erdogan/Net

Dunia

Tegang Lagi, Erdogan Adu Komentar Dengan PM Yunani Soal Mediterania Timur

JUMAT, 12 FEBRUARI 2021 | 06:38 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Turki dan Yunani kembali menaikkan ketegangaannya ketika dua pemimpin negara saling adu komentar dalam beberapa hari terakhir.

Presiden Recep Tayyip Erdogan pada Rabu (10/2) melancarkan serangan terhadap Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis. Selama pidatonya di depan parlemen partainya, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), ia menyinggung beberapa hal yang memicu emosi lawan, seperti dialog bilateral dan masalah Siprus.

Tak ayal, Mitsotakis, yang diberi kesempatan untuk menanggapi dalam sebuah wawancara tivi memberikan reaksinya walau ia mencoba menahan diri untuk tidak menanggapi dengan cara yang sama.

Semua ini bermula ketika Mitsotakis pada Senin (8/2) lalu menyatakan bahwa satu-satunya solusi yang layak untuk masalah Siprus adalah federasi bizonal, dua komunal dengan kesetaraan politik. Yunani memiliki prioritas kebijakan luar negeri yang fundamental, yaitu mengakhiri pendudukan Turki dan menemukan solusi yang layak.

Hal itu dikatakan Mitsotakis setelah pertemuannya dengan kepala pemerintahan Siprus Yunani Nicos Anastasiades di Lefkosa (Nicosia).

Pada Rabu, Erdogan menanggapi pernyataan Mitsotakis itu dan menolak apa yang dikatakannya. Ia menggarisbawahi bahwa Yunani tidak pernah membuat perubahan sedikit pun dalam sikapnya mengabaikan keberadaan warga Siprus Turki di pulau itu.

"Solusi dua negara adalah satu-satunya pilihan untuk Siprus, sistem federal tidak lagi dalam agenda," ujar Erdogan, seperti dikutip dari Dailysabah, Kamis (11/2).

Erdogan juga menyinggung keyakinan Yunani bahwa UE akan membantunya.

"Tetapi mereka yang Anda percayai telah mengecewakan Anda. Turki, tidak akan bersandar pada siapa pun. Turki akan berdiri sendiri," tegas Erdogan.  

Kedua sekutu NATO tersebut telah berselisih mengenai sejumlah masalah yang telah berlangsung selama beberapa dekade termasuk jangkauan landas kontinen mereka, penerbangan berlebih di Laut Aegea dan Pulau Siprus yang secara etnis terpecah.

Turki, yang memiliki garis pantai kontinental terpanjang di Mediterania Timur, telah menolak klaim batas maritim yang dibuat oleh anggota UE dan pemerintahan Siprus Yunani. Turki menekankan bahwa klaim yang berlebihan ini melanggar hak kedaulatan Turki dan Republik Turki Siprus Utara (TRNC).

“Saya telah membuat pernyataan bahwa kami bisa bertemu dengan Mitsotakis. Tetapi kemudian saya melihat Mitsotakis malah memprovokasi saya," kata Erdogan, yang telah membuat pernyataan tersebut setelah dimulainya kembali pembicaraan eksplorasi tingkat rendah antara kedua negara.

“Mitsotakis memprovokasi saya. Ketika dia memprovokasi saya, bagaimana kami bisa bertemu? Anda harus mengetahui batasan Anda terlebih dahulu. Jika Anda benar-benar menginginkan perdamaian, jangan memprovokasi saya. Jika Anda tidak tahu tempat Anda, Andalah yang telah membalikkan meja perundingan,” kecam Erdogan.

Terakhir, Mitsotakis membalas pernyataan provokatif Erdogan itu.

"Saya pikir pengalaman memberi tahu saya bahwa orang yang mengasah biasanya tidak tepat di sisinya. Ini aturan yang menurut saya berlaku dalam politik. Yunani tetap berkomitmen pada posisinya,” kata Mitsotakis.

Mengomentari masalah Siprus, Mitsotakis menolak gagasan tentang solusi dua negara.

"Yunani, memiliki kepercayaan diri yang tinggi, sekutu yang sangat baik sebagai anggota Eropa," katanya.

"Kami telah membuktikan bahwa kami mempertahankan perbatasan kami di Evros atau memperkuat kemampuan pencegahan kami, tanpa meminta dan mendapatkan izin siapa pun."

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya