Berita

Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko/Net

Publika

Gagal Kudeta, Moeldoko Di Tengah Fakta, Sakit Hati Dan Ambisius

RABU, 03 FEBRUARI 2021 | 11:25 WIB

KETIKA AHY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat melakukan jumpa pers di taman politik kantor DPP Partai Demokrat dan mengirim surat ke Jokowi sebagai Presiden RI, menjadi isu bola liar di tengah pandemi.

Banyak yang mempertanyakan ada apa? Sebab Partai Demokrat selama ini tampak adem ayem dan tidak memiliki isu politik yang menarik selain kegiatan pembagian masker, alat APD, dan membantu korban banjir di berbagai daerah.

Kudeta Gagal


Pernyataan adanya kudeta atau pengambilalihan kekuasaan secara ilegal yang dimotori oleh Nazarudin, Jhoni Alen, dan Moeldoko menyeruak bak bola panas ditujukan ke istana. Dan malamnya Moeldoko melakukan klarifikasi via online, setelah Andi Arief menyebutnya di akun Twitternya bahwa Moeldoko orang di balik rencana kudeta tersebut.

Selang beberapa jam dari pernyataan Moeldoko, klarifikasi dibalas dengan cuitan Rachland Nasidik yang mengatakan "Bohong pertemuan itu tidak di rumahnya, tapi di hotel Rasuna di Kuningan".

Kemudian beredar foto-foto pertemuan yang dihadiri oleh Nazarudin, Jhoni Alen, dan beberapa ketua DPC Demokrat dari berbagai daerah.

Celakanya rencana itu bocor, karena yang hadir menyampaikan ke DPP bahwa ada pertemuan yang menginginkan adanya KLB. Kemudian para kader dan pengurus DPC dari berbagai daerah di-BAP di DPP dan memberikan keterangan secara lengkap adanya gerakan inskontitusional ke Partai Demokrat.

Hasil pertemuan baru diketahui bahwa Moeldoko secara licik menemui para kader demokrat yang pernah dipecat, keluar, dan aktif dari Partai Demokrat memang mau melakukan kudeta Ketum Partai Demokrat, AHY.

Akan tetapi belum sempat melakukan kegiatan sudah lebih dulu diserang sama kader Demokrat via media sosial. Rencana kudeta masih saja terus berlangsung dengan diadakan jumpa pers yang dipimpin Darmizal yang notabene telah keluar partai lalu menjadi relawan Jokowi di Pilpres 2019 lalu.

Jumpa pers tersebut mengatasnamakan senior dan pendiri Partai Demokrat, yang sangat tidak masuk logika ketika sudah di luar partai tapi menyatakan senior. Pertanyaannya adalah, apakah senior bisa mengatur kembali ketika sudah di luar partai?

Sakit Hati dan Ambisius


Kehadiran Nazarudin dalam pertemuan tersebut adalah bukti bahwa gerombolan sakit hati kepada Partai Demokrat tampak jelas sekali. Sebab Nazarudin adalah terdakwa kasus korupsi di beberapa proyek Hambalang dan lainnya, dan dihukum lebih dari 5 tahun dengan Anas Urbaningrum.

Nazarudin sepertinya memfalitasi pertemuan tersebut untuk mengambil kekuasaan Partai demokrat dengan memanfaatkan Moeldoko dari KSP sebagai orang yang memiliki ambisi jadi capres pada 2024.

Sementara Moeldoko seorang ambisius dengan latar belakang seorang jenderal dan mantan Panglima TNI merasa layak jadi Presiden. Ambisi boleh, cuma caranya saja yang salah dan kurang tepat.

Barangkali Moeldoko harus belajar banyak dari AHY, seorang pensiunan mayor. Sebab kalau mau masuk politik harus menjadi anggota partai dulu dan mengabdi di partai.

Bahwa Partai Demokrat adalah partai dengan kader yang memiliki masa depan lebih bagus dan diisi para anak muda, yang tentunya lebih cerdas dan kreatif. Moeldoko lupa bahwa dirinya sebagai Kepala KSP Jokowi selalu melekat di pundaknya di manapun dan kapanpun berada.

Saya jadi ingat sebuah negara, Venezuela, di mana pemimpin oposisi Juan Guaido berupaya membangun rasa keniscayaan untuk rencananya menyingkirkan sang presiden, Nicolas Maduro. Namun dukungan militer yang dia harapkan tak pernah muncul.

Himawan Sutanto

Koordinator Jaringan Nusantara

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya