Berita

Foto ilustrasi/Net

Publika

Kudeta Istana?

RABU, 03 FEBRUARI 2021 | 09:57 WIB

ISTILAH ini sedang "in" saat ini. Dalam kancah internasional ada peristiwa kudeta militer atas penguasa sipil Myanmar. Kanselir Negara Aung Saan Suu Kyi dan Presiden Win Myint ditangkap. Panglima Tertinggi Jenderal Min Aung Hlaing diberi wewenang penuh memegang kendali militer oleh Penjabat Presiden Myint Swe. Amerika pendukung Suu Kyi kecewa atas kudeta ini.

Di dalam negeri lagi ramai pula rencana kudeta atas AHY, Ketum Partai Demokrat oleh gerakan Moeldoko melalui upaya Kongres Luar Biasa. Gonjang-ganjing dan situasi panas di partai "setengah oposisi" ini cukup mengejutkan.

Rupanya rezim Jokowi ingin menaklukan semua partai politik. Tinggal Partai Demokrat dan PKS saja yang belum "bergotong royong" dengan pemerintahan Jokowi. AHY pun berkirim surat segala kepada Presiden Jokowi untuk klarifikasi.


Mahfud MD dalam cuitannya membantah ikut dan tahu soal rencana kudeta di tubuh Partai Demokrat. Di samping Moeldoko ada beberapa Menteri dicurigai terlibat dengan rencana ini.

Moeldoko menyatakan itu sebagai urusan pribadi yang tak berkaitan dengan Jokowi ataupun kedudukannya sebagai Kepala KSP. Ia menyebut bahwa kudeta itu dari dalam bukan dari luar. Lupa bahwa kudeta dalam biasa digerakkan oleh luar.

Moeldoko seolah menjadi Brutus yang menikam Julius Caesar. Moeldoko diangkat sebagai Panglima TNI oleh SBY dan beredar berbagai fose foto Moeldoko sedang mencium tangan Presiden SBY saat itu.

Bulan Oktober 2020 pernah ramai juga isu Jokowi akan dikudeta. Anggota Komisi VI dari Fraksi PDIP Darmadi Durianto yang mengangkat isu itu dengan sebutan "kudeta merangkak".

Menurutnya solusi untuk mengantisipasinya adalah reshuffle kabinet. Lalu Ketua Brigade 98 juga menyebut ada empat kelompok yang ingin mengkudeta Jokowi yang salah satunya adalah kelompok Cendana. Tiga kelompok lain disebutkan pengusaha hitam, HTI, dan oligarkhi.

Masyarakat melihat isu kudeta terhadap Presiden Jokowi hanya "mainan" untuk meningkatkan wibawa Jokowi sendiri yang terus merosot. Kecuali kudeta dalam partai politik baik melalui pembiayaan "jor-joran" di forum pemilihan ketua umum atau melalui pembelahan partai, maka kudeta terhadap seorang kepala negara tidak tercatat dalam sejarah bangsa Indonesia.

Nah, wajar kita curiga ke depan di tengah belepotan dan paniknya pemerintah menghadapi segudang persoalan seperti pandemi, korupsi, pelanggaran hak asasi, macet investasi, tumpukan utang luar negeri, rendah daya beli, serta krisis ekonomi bukan mustahil segera muncul isu kudeta lagi.

Rupanya perlu kreativitas palsu untuk mendongkrak krisis kepemimpinan negara. Akan tetapi rakyat itu semakin cerdas, akan sulit ditipu dengan drama teror walaupun berjudul kudeta.

Acta est fabula, plaudite!

"Sandiwara telah berakhir, bertepuk tanganlah!"

M. Rizal Fadillah
Pemerhati politik dan kebangsaan.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya