Berita

Politisi Demokrat, Didi Irawadi Syamsudin saat acara Tanya Jawab Cak Ulung/RMOL

Politik

Ceritakan Kerja SBY Tangani Tsunami Aceh, Didi Irawadi: Cepat Dan Tanggap

KAMIS, 21 JANUARI 2021 | 18:49 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Penanganan bencana alam yang dilakukan pemerintah suka tidak suka akan berdampak pada peta kekuatan politik pemerintah saat menjabat.

Hal tersebut dicontohkan politisi Demokrat, Didi Irawadi Syamsuddin saat kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat dihadapkan gempa disertai tsunami di Aceh 2004 silam.

Didi menceritakan cara Presiden ke-5 RI SBY yang saat itu baru menjabat presiden langsung dihadapi bencana tsunami di Aceh. Saat tsunami, SBY bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla melakukan penanganan dengan cepat.


“Penanganan yang dilakukan saat itu begitu cepat, tanggap, melakukan konsolidasi yang cepat. Tidak saja di Indonesia, kita memohon bantuan kepada dunia, merangkul dunia,” ucap Didi dalam acara diskusi virtual Tanya Jawab Cak Ulung bertema 'Membaca Bencana Lewat Politik', Kamis (21/1).

Dengan keterbukaan Indonesia kepada asing saat itu untuk menerima bantuan, kata dia, Aceh yang porak-poranda akibat tsunami berangsur pulih meski memakan waktu yang cukup lama.

“Bantuan itu sangat cepat sehingga penanggulangan bencana terbesar sepanjang sejarah umat manusia itu bisa terlaksana dengan baik, dan ini diakui oleh banyak negara di dunia,” katanya.

“Juga penggalangan bantuan dari megara-negara saat itu, benar-benar berlangsung dengan baik dan cepat,” imbuhnya.

Penanganan tsunami tersebut suka tidak suka berdampak terhadap elektabilitas SBY di Pilpres 2009. Saat itu, kata dia, mayoritas warga Aceh memilihnya untuk kembali menjadi presiden.

“Pada saat pemilihan presiden kedua tahun 2009 kemarin, lebih dari 90 persen rakyat Aceh memilih. Apakah ini ada korelasi dengan Pak SBY saat itu, saat bencana melakukan hal yang cepat? Bisa dilihat Demokrat pun meraih suara banyak di Aceh,” tandasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya