Berita

Semar/Net

Jaya Suprana

Menjelajah Anginomologi

KAMIS, 21 JANUARI 2021 | 09:28 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

ANGIN merupakan unsur alam yang terjadi akibat perbedaan tekanan udara di atmosfer mau pun di dalam tubuh manusia. Berdasar iklimologi, angin bertiup akibat perbedaan horizontal dan vertikal pada tekanan atmosfer maka distribusi angin melekat pada perbedaan tekanan tersebut.

Di dekat permukaan bumi, lazimnya angin bergerak di kawasan dengan relatifitas tekanan udara tinggi dan rendah dalam bentuk siklon dan antisiklon yang bergerak berlawanan dengan arah gerak jam di hemisfer utara namun sesuai arah gerak jam di hemisfer selatan.

Lazimnya sistem angin berotasi di sekitar pusat hingga ke arah yang berlawanan. Di kawasan troposfer tengah dan atas, angin berperangai beda lagi.

Dalam skala lebih kecil tampil apa yang disebut sebagai angin lokal terkait lokasi geografis mau pun fitur topografik misalnya angin sepoi-sepoi, angin topan, putting-beliung, angin malam, angin gunung, angin lembah, angin mamiri,
chinook atau katabalik, angin monsun.

Ketika menjelajah Tembok Besar China pada bulan Desember, saya merasakan betapa dahsyat tiupan angin gurun.

Nelayan paling cemas menghadapi angin topan namun juga cemas apabila mendadak tidak ada angin bertiup. Tidak ada angin tidak ada layang-layang dan alat musik tiup. Angin membentuk peradaban sebab jalur rempah terbentuk akibat pengaruh angin monsun.

Berkat sinar matahari mempengaruhi tekanan udara maka kecepatan gerak dan daya angin lazimnya paling kuat pada siang ketimbang malam hari. Meski kekecualian alam tetap eksis.

Kini kita semua sudah sadar bahwa angin bisa berperan sebagai sumber enerji yang siap didayagunakan oleh umat manusia seperti sinar matahari, air, batubara atau minyak bumi.

Hanya beda bahwa batubara dan minyak bumi memiliki keterbatasan sediaan maka angin, matahari, air senantiasa siap-siaga mempersembahkan enerji selama alam semesta belum kiamat.

Sebab terlanjur kaprah dianggap take-for-granted maka manusia termasuk saya kerap lupa bahwa angin juga hadir di dalam tubuh mahluk hidup termasuk manusia.

Bahkan secara flatulogis angin berperan vital dalam menjaga keseimbangan udara di dalam tubuh manusia dan satwa. Maka saya menderita sakit perut dan lambung apabila tidak bisa kentut.

Bersendawa juga penting untuk kesehatan meski kerap secara sosial dianggap bukan perilaku sopan pada saat tertentu. Di hadapan calon mertua sebaiknya jangan kentut atau bersendawa.

Bahwa angin menentukan kesehatan bahkan kehidupan manusia telah nyata dibuktikan oleh virus Corona yang ganas merusak sistem pernafasan manusia sehingga menewaskan begitu banyak manusia.

Pneumonia merupakan penyakit perusak saluran pernafasan sehingga tidak mampu mengolah udara yang dihirup
manusia demi kelanjutan kehidupan di dunia fana ini.

Tokoh wayang purwa paling sakti mandraguna adalah Semar yang jika kentut tidak ada mahluk hidup di alam semesta mampu melawan sang jelmaan Batara Ismaya.

Bayangkan petaka semesta apa yang terjadi apabila Semar kentut sekaligus sambil bersendawa! Belum jelas apakah satwa jenis invertabrata apalagi sel maupun tanaman bisa kentut.

Namun fakta organoleptik membuktikan bahwa setiap kali tertiup angin maka dedaunan tanaman Putri Malu langsung malu-malu melayukan diri.

Namun setahu saya Putri Malu tidak bisa kentut. Meski bukan mustahil Putri Malu kentut pada saat saya tidak berada di dekatnya.

Populer

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Siapa Penantang Anies-Igo Ilham di Pilgub Jakarta?

Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

Helikopter Rombongan Presiden Iran Jatuh

Senin, 20 Mei 2024 | 00:06

Tak Dapat Dukungan Kiai, Ketua MUI Salatiga Mundur dari Penjaringan Pilwalkot PDIP

Minggu, 19 Mei 2024 | 23:47

Hanya Raih 27 Persen Suara, Prabowo-Gibran Tak Kalah KO di Aceh

Minggu, 19 Mei 2024 | 23:25

Bangun Digital Entrepreneurship Butuh Pengetahuan, Strategi, dan Konsistensi

Minggu, 19 Mei 2024 | 23:07

Khairunnisa: Akbar Tandjung Guru Aktivis Semua Angkatan

Minggu, 19 Mei 2024 | 22:56

MUI Jakarta Kecam Pencatutan Nama Ulama demi Kepentingan Bisnis

Minggu, 19 Mei 2024 | 22:42

Jelang Idul Adha, Waspadai Penyakit Menular Hewan Ternak

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:57

KPU KBB Berharap Dana Hibah Pilkada Segera Cair

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:39

Amanah Ajak Anak Muda Aceh Kembangkan Kreasi Teknologi

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:33

Sudirman Said Maju Pilkada Jakarta, Ini Respons Anies

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:17

Selengkapnya